SBY Akui Dapat Tawaran Seorang Menteri, Bentuk Koalisi Baru Jelang Pilpres 2024

- 2 September 2023, 10:58 WIB
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkap sebuah tawaran yang bisa mengubah dinamika Pilpres 2024.*
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkap sebuah tawaran yang bisa mengubah dinamika Pilpres 2024.* /Youtube.com/@Partai Demokrat/

PR DEPOK - Gelora politik Indonesia semakin memanas ketika Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkap sebuah tawaran yang bisa mengubah dinamika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

 

Dalam suasana yang penuh misteri, SBY membeberkan bahwa seorang menteri aktif dari Kabinet Indonesia Maju, yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, telah mendekati Partai Demokrat dengan proposal membentuk koalisi baru. Koalisi ini akan terdiri dari Partai Demokrat, PKS, dan PPP.

Saat memberikan arahan dalam Sidang Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, pada hari Jumat, SBY mengungkap bahwa seorang menteri aktif dari kabinet kerja yang dipimpin oleh Presiden Jokowi saat ini secara intensif melakukan lobi.

Menteri ini telah menawarkan untuk membentuk koalisi baru yang melibatkan Partai Demokrat, PKS, dan PPP. SBY menekankan bahwa inisiatif ini telah sepengetahuan Pak Lurah, dan kata-kata yang diucapkan oleh sang menteri bukanlah kata-kata dari dirinya.

Baca Juga: Duet Anies Baswedan-Cak Imin, Pasangan 'AMIN' Siap Gemparkan Pilpres 2024?

"Kita juga tahu seorang menteri, sekarang ini, menteri masih aktif dari kabinet kerja pimpinan Presiden Jokowi, secara intensif melakukan lobi, termasuk kepada Partai Demokrat dengan menawarkan mengajak membentuk koalisi yang baru, koalisi Demokrat, PKS, dan PPP.

"Yang bersangkutan mengatakan yang disampaikan itu, inisiatif ini sudah sepengetahuan Pak Lurah. Kata-kata sang menteri, bukan kata-kata saya," kata SBY saat memberi arahan dalam Sidang Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari ANTARA, pada Jumat.

 

Dalam suasana Sidang Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat yang diadakan di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, SBY merinci bahwa tawaran tersebut disampaikan dengan penuh keyakinan oleh menteri tersebut, yang mengklaim bahwa Presiden Joko Widodo sendiri mengetahuinya.

Menteri tersebut tidak disebutkan namanya, dan anggota Partai Demokrat yang hadir juga memilih untuk merahasiakan identitas menteri tersebut.

Baca Juga: Bikin Partai Demokrat Mendidih, Ini 2 Poin Krusial Duet Anies Baswedan-Cak Imin

Namun, SBY tidak berhenti di situ. Ia juga mengungkap bahwa ada tawaran serupa datang dari dua bakal calon presiden lainnya, yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Bahkan, pertemuan antara Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, telah membahas potensi kerja sama dengan pihak-pihak tersebut.

 

"Yang kedua, Pak Prabowo datang ke Pacitan menemui saya dan menyampaikan juga ajakannya," kata SBY.

SBY menilai bahwa tawaran-tawaran ini adalah bagian dari politik yang transparan, sah, dan terbuka. Dalam suasana demokrasi, tawaran seperti ini menjadi suatu hal yang lumrah.

Baca Juga: Begini Jawaban 'Santai' Surya Paloh usai Dianggap Pengkhianat oleh Partai Demokrat

SBY menjelaskan bahwa transparansi ini jauh lebih baik daripada manuver-manuver bawah tanah yang dipenuhi oleh misteri.

"Itu dibenarkan dalam demokrasi dan dunia politik. Ajakannya saya dengarkan juga tulus dan serius. Dilakukan dengan terbuka, publik juga tahu. Ini 'kan baik untuk transparansi politik dibandingkan manuver bawah tanah yang penuh misteri," kata Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.

 

Tetapi, meskipun ada berbagai tawaran menarik di meja, SBY memandang bahwa saat ini bukan waktunya bagi Partai Demokrat untuk membuat keputusan yang tegas.

Menurutnya, penting untuk menunggu sampai situasi lebih tenang dan matang sebelum mengambil langkah yang akan mempengaruhi arah politik mereka.

Baca Juga: SBY Tegaskan Duet Anies Baswedan-Cak Imin Ujian dan Bukan Akhir Perjuangan

"Menurut pandangan saya, hari ini, besok atau lusa, belum saatnya kami ambil keputusan kemana Demokrat akan bergabung atau capres mana yang kami dukung. Saya pikir, belum saatnya," kata dia.

Sidang Majelis Tinggi Demokrat dipimpin oleh SBY, didampingi oleh Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulungnya yang juga Ketua Umum Demokrat, dan Wakil Ketua Majelis Tinggi, Andi Alfian Mallarangeng, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat.

 

Andi Mallarangeng kemudian menyampaikan dua keputusan penting yang dihasilkan dalam Sidang Majelis Tinggi Partai tersebut. Pertama, Demokrat secara resmi mencabut dukungannya untuk Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.

Kedua, Demokrat juga secara resmi mengumumkan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), membuka lembaran baru dalam perjalanan politik mereka.***

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah