2. Platform bisa memanipulasi algoritma
Apabila platform memiliki media sosial dan e-commerce secara bersamaan, mereka mudah mendorong produk asing tertentu untuk muncul terus di media sosial pengguna sehingga mempersulit produk lokal bersaing.
Baca Juga: Ini Tanggal Cair BPNT dan PKH Tahap 4, Simak Golongan yang Berhak Terima Bansos!
"Dengan memanipulasi algoritma, platform akan menguntungkan satu produk dan mendiskriminasi produk lainnya," ujar Fiki.
3. Platform bisa memanfaatkan traffic
Pada dasarnya media sosial mempunyai traffic yang sangat besar. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai navigasi atau trigger dalam pembelian di e-commerce.
Apabila trigger pembelian ditangkap oleh e-commerce yang berada dalam satu platform dengan media sosial, tidak ada equal playing field dalam industri digital di Indonesia.
Baca Juga: TikTok Shop Resmi Ditutup Mulai 4 Oktober 2023, Netizen: Nggak Ngaruh
4. Perlindungan data
Data demografi pengguna dan agregat pembelian kemungkinan bisa diduplikasi sebagai basis pembuatan produk sendiri atau terafiliasi oleh platform yang menjalankan bisnis secara bersamaan.
Padahal, berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi, pemrosesan data pribadi dilakukan sesuai dengan tujuan. Dengan demikian, data yang didapat dari media sosial tidak untuk diperdagangkan.***