Menag juga menjelaskan bahwa BPIH digunakan untuk membiayai beberapa komponen, termasuk biaya penerbangan, akomodasi, konsumsi, transportasi, pelayanan di embarkasi, debarkasi, imigrasi, layanan Armuzna (Arafah-Muzdalifah-Mina), premi asuransi, perlindungan, dokumen perjalanan, living cost, dan pembinaan jemaah haji.
Menteri Agama, Yaqut Cholil QoumasI, juga menjelaskan bahwa komponen biaya penerbangan haji disusun per embarkasi. Hal ini dihitung dengan memperhatikan jarak dari masing-masing embarkasi ke Arab Saudi.
Baca Juga: Muncul Lingkaran Hitam di Bawah Mata? Kenali Penyebab dan Cara Menghilangkannya
Nantinya terdapat 14 embarkasi yang akan digunakan dalam penyelenggaraan ibadah haji pada tahun 1445 H/2024 M, yaitu: Banda Aceh, Kualanamu, Padang, Batam, Palembang, Jakarta-Pondok Gede, Jakarta-Bekasi, Solo, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, Ujung Pandang, Lombok, dan Kertajati.
Untuk embarkasi Banten, masih perlu dilakukan simulasi dahulu. Diketahui bahwa Haji 2023 sudah memanfaatkan Banten untuk kepulangan dan sekarang berencana manfaatkan untuk keberangkatannya. Bila ternyata bisa dan memungkinkan, maka Banten juga kan menjadi embakarsi dari keberangkatan.
Kuota jemaah haji Indonesia pada tahun 2024 sebanyak 241.000, terdiri dari 221.720 kuota haji reguler dan 19.280 kuota haji khusus. Jumlah tersebut akan dibagi dalam 598 kelompok terbang (kloter).
Panja BPIH juga membuat pelbagai skenario pelayanan yang optimal di tengah pengurangan jumlah petugas yang sangat signifikan, dari 4.600 menjadi hanya 2.120. Padahal jumlah jemaah Haji Indonesia malah bertambah menjadi 20 ribu.***