Sindiran Keras Hasto Kristiyanto ke Anies Baswedan: Lebih Baik Bercocok Tanam Ketimbang PSBB Total

- 14 September 2020, 00:33 WIB
Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: Ist
Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: Ist /Ist/

PR DEPOK - Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam beberapa hari kebelakang ini terus menjadi sorotan banyak pihak, terutama setelah menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total di wilayah ibu kota.

Kali ini, sorotan itu datang dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto dengan melakukan sindiran yang diungkapnya dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu 12 September 2020.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, Hasto Kristiyanto mengingatkan kepada kepala daerah yang merupakan kader partai untuk tidak mengambil keputusan tergesa-gesa untuk melakukan PSBB dalam mencegah penularan Covid-19.

Baca Juga: Perhatian! Berikut 5 Hal yang Ditegakkan Anies Baswedan saat PSBB Total di DKI Jakarta

"Dalam situasi pandemi seperti ini seluruh kader partai, khususnya kepala daerah dilarang membuat keputusan tanpa pertimbangan matang. Tidak boleh grusa-grusu, atau asal ambil keputusan, terlebih hanya untuk pencitraan, atau demi kesan ketegasan," ujar Hasto Kristiyanto.

Lebih lanjut kata dia, kepala daerah dari PDIP wajib mengedepankan kepentingan rakyat dan mengambil satu keputusan secara bijak, solutif, dan mudah dijalankan secara masif.

Ia pun mengingatkan kepada seluruh kader partai, baik di struktural partai, eksekutif maupun legislatif untuk menyelesaikan masalah rakyat dengan membangun harapan dan mendorong optimisme masa depan.

"Sejak awal ketika pandemi Covid-19 melanda, Bu Megawati Soekarnoputri telah memberikan lima instruksi pokok," katanya.

Baca Juga: Kurva Covid-19 Bisa Ditekan Tanpa PSBB Total, IDI Tawarkan Opsi Berikut yang Bisa Digalakan Pemda

Pertama, patuhi protokol pencegahan penyebaran virus dengan jaga jarak dua meter, pakai masker, dan rajin cuci tangan. Ketiga protokol pencegahan tersebut ditegaskannya bersifat wajib.

"Instruksi ini perlu disiplin total," kata Hasto Kristiyanto.

Kedua, tingkatkan imunitas tubuh dengan makan sayur dan buah yang kaya vitamin, seperti daun kelor, jeruk dan kulitnya, buah jambu merah, tomat, bayam, belimbing, daun pohon asam dan lainnya.

Selanjutnya ketiga, realokasi anggaran untuk rakyat miskin, dengan mengedepankan program padat karya, dapur umum, dan perkuat usaha ekonomi rumah tangga.

Baca Juga: Ahli Ungkap Penyebab Masalah pada Pengguna Gigi Palsu, Salah Satunya Pola Hidup yang Tidak Higienis

"Keempat, gerakan menanam tanaman yang bisa dimakan. Adanya tanah, air, dan matahari itu elemen penting untuk pertumbuhan tanaman. Kelima, perkuat gotong royong, hadirkan politik penuh wajah kemanusiaan," ujarnya.

Hasto Kristiyanto pun menegaskan bahwa lima instruksi pokok tersebut harus dilaksanakan dengan penuh kedisiplinan, terutama intruksi nomor satu tentang protokol kesehatan karena hal tersebut adalah kunci dalam menekan penyebaran Covid-19.

Sedangkan instruksi nomor empat tentang gerakan menanam tanaman yang bisa dimakan, program tersebut dipimpin oleh Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya bersama dengan Sadar Restu, Wakil Sekjen PDI Perjuangan Bidang Kerakyatan.

"Marilah kita perkuat solidaritas sosial. Dalam hal di tengah pandemi ini ada pihak-pihak tertentu yang justru melakukan provokasi demi kekuasaan, mengambil sikap konfrontatif, dan tidak mau bekerja sama untuk rakyat, maka hal-hal tersebut tidak usah dihiraukan. Kerja untuk rakyat adalah skala prioritas terpenting," kata dia mengakhiri.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x