Terakhir, kawasan Eropa yang masih mengalami inflasi serta suku bunga tinggi akibat dampak perang dan terancam resesi. Terjadinya konflik juga menyebabkan fluktuasi harga komoditas energi seperti minyak dan gas dengan cepat.
Risiko-risiko ini menyebabkan perlambatan ekonomi global dan berdampak pada nilai tukar, tingkat inflasi, serta pertumbuhan ekonomi nasional. Lalu, dengan situasi ekonomi global yang demikian, bagaimana kondisi ekonomi Indonesia?
Kondisi ekonomi Indonesia
Baca Juga: Top Up LinkAja Lebih Mudah dengan Metode Internet Banking dari Bank Mandiri, Begini Caranya!
Hingga akhir September 2023, keadaan perekonomian Indonesia menurut Sri Mulyani masih tetap solid. Keadaan ini memberikan keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 akan tetap berada di sekitar 5% (year on year).
Dengan APBN yang masih memiliki surplus sampai bulan September 2023, Menteri Keuangan memproyeksi defisit diperkirakan dapat dipertahankan pada angka 2,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau bahkan dapat lebih rendah.
Menteri Keuangan tersebut juga menjelaskan bahwa APBN akan terus menyesuaikan diri dengan berbagai tantangan global yang semakin kompleks, termasuk dampak perubahan iklim seperti El Nino yang mengancam pasokan beras di beberapa negara dunia, termasuk Indonesia.
Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah berkomitmen untuk menyusun paket kebijakan guna melindungi daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.***