Mahfud MD: MK Pernah Batalkan Hasil Pemilu Curang, yang Menang Diskualifikasi dan Kalah Naik

- 18 Februari 2024, 10:00 WIB
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD.
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD. /ANTARA/Asprilla Dwi Adha/

PR DEPOK - Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD menjelaskan bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) pernah membatalkan hasil pemilu yang dinyatakan curang.

Dalam beberapa kasus, lanjut Mahfud MD,  MK pernah mendiskualifikasi pihak yang menang karena terbukti curang.

"Saat saya menjadi ketua MK, MK pernah membatalkan hasil pemilu dalam bentuk perintah pemilihan ulang maupun pembatalan penuh," katanya.

"Dalam keputusan tersebut, pihak yang menang diskualifikasi dan yang kalah naik," kata Mahfud di Universitas Indonesia, Kampus Salemba, Jakarta Pusat, Jakarta, pada Sabtu, 17 Februari 2024 seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: TOP 4 Mie Ayam Bakso Paling Enak di Depok, Topingnya Banyak!

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu pun membeberkan beberapa kasus pembatalan hasil pemilu atau pemilihan ulang. Pada Pilkada Provinsi Jawa Timur Tahun 2008, Khofifah Indar Parawansa saat itu dinyatakan kalah, namun dibatalkan MK dan dilakukan pemilu ulang.

Lalu, hasil Pilkada Bengkulu Selatan, saat itu pihak yang menang diskualifikasi dan yang kalah langsung naik.

“Pilkada di Waringin Barat kasusnya sama dengan yang terjadi Bengkulu Selatan. Ada banyak kasus demikian," kata Mahfud MD.

Baca Juga: Doctor Slump Episode 8 Tayang Jam Berapa? Berikut Link Streaming Sub Indo

Selain itu, Mahfud MD juga mengatakan bahwa istilah pelanggaran secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) pada pemilu muncul sebagai vonis pengadilan di Indonesia pada tahun 2008. TSM selanjutnya menjadi dasar atas vonis-vonis lain dan masuk secara resmi dalam hukum pemilu.

Untuk itu, sudah menjadi yurisprudensi dan aturan dalam undang-undang (UU), peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU), dan peraturan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

"Saya sudah menangani ratusan kasus. Ada yang pemilunya diulang, ada yang dilakukan perhitungan ulang, dan sebagainya. Namun, tergantung hakimnya punya bukti atau tidak. Kalau hakim sudah punya bukti, berani apa tidak," ujar Mantan Menteri Polhukam ini.

Baca Juga: Sempat Hebohkan Warganet! Darwis Triadi Diundang AJI Jakarta untuk Acara Webinar Soal Ini

Dalam kesempatan yang sama, Mahfud MD sekaligus mengklarifikasi pernyataannya bahwa pihak yang kalah selalu menuduh pemilu curang.

Ia tidak memungkiri adanya kecurangan dalam pemilu. Tetapi, dalam persidangan seringkali buktinya  tidak cukup.

"Maka dari itu, saya katakan bahwa setiap pemilu yang kalah itu akan selalu menuduh curang. Hal ini sudah saya jelaskan di awal tahun 2023  sebelum tahapan pemilu dimulai. Meski demikian, jangan diartikan bahwa penggugat selalu kalah karena sering terjadi kecurangan yang terbukti secara sah dan meyakinkan," tuturnya.***

Editor: Dini Novianti Rahayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah