PR DEPOK - Kementerian Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyampaikan akan meminta pihak kepolisian untuk mendalami kasus dugaan perundungan di sekolah internasional.
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar mengatakan, pemeriksaan kepada terduga pelaku harus dilakukan dengan memperhatikan hak anak.
"Kepolisian harus segera mendalami dan mengusut kebenaran kasus tersebut, serta pastikan semua yang terlibat diperiksa agar tidak ada pelanggaran hak anak tambahan akibat peristiwa tersebut," kata Nahar pada Antara, Senin, 19 Februari 2024.
Dalam mengusut kasus tersebut, pihaknya akan mengedepankan kepentingan anak serta tidak melanggar hak-hak anak.
"Pastikan kepentingan terbaik bagi anak didahulukan, lindungi anak korban dengan penanganan cepat secara fisik dan psikis," ungkapnya.
Sementara itu, pihaknya meminta melibatkan Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) dalam menjalankan proses hukum nantinya.
"Bagi anak yang diduga melakukan kekerasan agar tetap diproses secara hukum sesuai SPPA, dengan tetap memperhatikan hak-hak anak sebagai pelaku tindak pidana kekerasan terhadap anak," katanya.
Sebelumnya dugaan aksi perundungan pada sekolah internasional Binus di Tangerang Selatan viral di Twitter atau X diunggah pertama kali oleh akun @Bospurwa pada Minggu, 18 Februari 2024.
Baca Juga: Lirik Lagu STAY oleh Cha Eun Woo dengan Terjemahan Bahasa Indonesia
Pada akun tersebut menyebutkan beberapa terduga pelaku berasal dari kalangan keluarga publik figur, termasuk salah satunya anak dari artis Vincent Rompies.
"Gw dapat info, ada perundungan di SMA Binus Intl BSD, seorang anak dipukulin sama belasan seniornya hingga masuk rumah sakit, mereka anak-anak pesohor, dan ngerinya lagi sampai disundut rokok! Apa benar ada kejadian itu? Kalo benar apa ada yang tau kejadian persisnya seperti apa?" tulis akun @bospurwa pada Minggu, 18 Februari 2024.
Berdasarkan informasi, korban merupakan calon anggota geng yang harus menerima beberapa hal permintaan para seniornya, salah satunya membelikan makan senior hingga menerima ketika mendapatkan kekerasan fisik.
Dari kekerasan fisik kepada korban, ada sejumlah luka hingga korban harus dilakukan perawatan intensif di Rumah Sakit. Sampai saat ini pihak kepolisian masih mendalami kasus tersebut.***