Network
PR DEPOK - Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law resmi disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Senin, 5 Oktober 2020.
Keputusan tersebut menuai banyak protes dari masyarakat dan berbagai pihak.
Pasalnya, UU Ciptaker tersebut dinilai dapat merugikan masyarakat.
Baca Juga: Angkat Bicara Soal RUU Cipta Kerja, Menaker: Justru Beri Perlindungan Hukum Tambahan Pada Pekerja
Pengesahan UU Ciptaker yang kontroversional tersebut juga menyulut emosi masyarakat.
Sehingga menyebabkan beberapa lapisan masyarakat turun dan melakukan aksi, seperti buruh, dan mahasiswa.
Diduga tak adanya ruang tampung aspirasi membuat masyarakat melakukan aksi meski dalam keadaan pandemi Covid-19.
Baca Juga: Kompetisi Lanjutan IBL Dibatalkan, Manajer Amartha Hangtuah Kecewa
Penolakan demi penolakan terkait UU Ciptaker terus terjadi, baik di dunia nyata dengan aksi unjuk rasa, maupun di dunia maya dengan banjirnya unggahan di media sosial seperti Twitter.
Hal tersebut tampaknya membuat banyak pihak mulai menyadari dan memahami permasalahan yang terjadi.
