BNPB: Potensi Gempa 8,8 SR di Bali dan Nusa Tenggara, Efek Gelombang Diprediksi Tiba Dalam 30 Menit

- 9 Oktober 2020, 21:31 WIB
Ilustrasi gempa bumi
Ilustrasi gempa bumi //Pixabay

PR DEPOK - Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Aam Abdul Muhari, menyebut Pulau Bali dan Nusa Tenggara berpotensi diterpa gempa bermagnitudo hingga 8,8 SR.

Aam mengungkapkan, beberapa zona potensial di Pulau Bali bahkan tak pernah diguncang gempa sejak lama.

“Ini patut diwaspadai karena gempa magnitudo 5 sampai 6 di selatan Bali sudah beberapa kali terjadi," ujar Aam sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Wilayah yang kemungkinan besar terdampak cukup parah antara lain Nusa Dua, Kuta, Kabupaten Badung, Sanur, dan Kota Denpasar.

Baca Juga: Muncul Beri Keterangan Pers Terkait UU Cipta Kerja, Jokowi: Unjuk Rasa Terjadi Akibat Disinformasi

"Bali itu kan ada lehernya di sebelah selatan, dan lehernya bisa terendam dari sisi kiri dan kanan. Tinggi tsunami di darat sekitar 4 hingga 15 meter," tuturnya.

Aam menambahkan, di kawasan Kabupaten Badung terdapat banyak jalan yang tegak lurus ke pantai, sehingga air tsunami dapat bergerak dengan cepat. 

Terlebih, Bali memiliki potensi terkena imbas gempa yang dihasilkan dari segmen Jawa Barat dan bagian selatan Jawa Timur. 

"Kalau itu pecah secara bersamaan, potensi magnitudo gempanya bisa 9,1, seperti halnya gempa di Aceh Tahun 2004," ujarnya.

Menurutnya, kesempatan untuk melakukan evakuasi sangat terbatas hanya hitungan menit, hal tersebut karena efek gelombang diprediksi akan sampai dalam waktu 30 hingga 40 menit sebagaimana diberitakan prbandungraya.pikiran-rakyat.com dalam artikel Peringatan BNPB! Waspada Gempa Magnitudo 8,8 Ancam Pulau Bali dan Nusa Tenggara

Baca Juga: Buka-bukaan Dalang di Balik Demo Tolak UU Cipta Kerja, Dewi Tanjung: SBY, Uuoppps Nyai Keceplosan

"Jadi penting untuk paham sekiranya merasakan gempa lebih dari 20 detik, maka kita harus evakuasi. Biasanya jika gempa tidak diiringi tsunami itu pelepasan gempanya kurang dari 10 detik. Kalau gempa terus hingga 20 detik itu hampir pasti diiringi tsunami," katanya.

Menurut Aam, apabila dilihat dari kondisi penduduk di wilayah selatan Pulau Bali yang kian padat, tempat evakuasi harus terlihat dan mudah diakses, serta penyebarannya harus tepat.

"Ketika gempa terjadi siang hari, lampu lalu lintas pasti tidak nyala sehingga akan menimbulkan kemacetan dan evakuasi tidak bisa dilakukan,” kata Aam. 

“Kalau pengalaman di Jepang, di setiap perempatan ada jembatan penyeberangan yang dijadikan tempat evakuasi sementara, sehingga ketika ada kemacetan, bisa naik ke jembatan penyeberangan tersebut," ujar Aam.***

(Nina Rohmana/Pikiran Rakyat Bandung Raya)

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA PR Bandung Raya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah