Yohanes melanjutkan, sebagai contoh di Amerika Serikat saat EUA untuk obat Hidroksiklorokuin yang dipromosikan oleh Presiden Donald Trump, tiba-tiba diterbitkan oleh Food and Drug Administration (FDA) tanpa ada penjelasan ilmiah yang logis.
"Akhirnya bukti riset terbaru (solidarity trial) menunjukkan obat ini tidak bermanfaat," kata Yohanes.
Baca Juga: Peneliti Temukan Sejumlah Kasus Infeksi, Waspada Wabah Norovirus di Indonesia
Dalam laman Change Org, Yohanes menulis, vaksin setengah jadi ini berpotensi dapat menimbulkan masalah baru jika muncul efek yang tidak diinginkan dari vaksin tersebut.
Khususnya yang menjadi sorotan adalah tenaga medis, yang menjadi salah satu prioritas utama pemberian vaksin.
"Padahal sektor kesehatan sudah terpukul hebat saat pandemi ini," ujar Yohanes.
Alasan-alasan tersebut yang membuat ia menolak keras pada pemberian vaksin setengah jadi ini tanpa transparansi data yang jelas.
Baca Juga: Dukung Kemenangan Khabib Nurmagomedov, Cristiano Ronaldo: Insya Allah Saudara Saya Menang
Yohanes mengungkapkan pemerintah harus didesak agar melakukan transpatansi data mengenai hasil riset vaksin-vaksin tersebut, yang dapat diakses oleh peniliti independen dan masyarakat
Hingga saat ini, belum ada publikasi riset vaksin-vaksin tersebut, bahkan hasil sementara sekalipun tidak ada.