“Angka kasus Covid-19 dan penularannya di Indonesia masih tinggi. Apabila tidak mendesak, kami sarankan masyarakat sementara untuk urungkan niat bepergian,” kata Wiku seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Wiku mengatakan, ada berbagai penelitian yang menunjukkan relevansi dari berkurangnya mobilitas masyarakat dengan penurunan kasus dan kematian akibat Covid-19
Misalnya, kata dia, Kajian Zhou et al (2020), menyatakan bahwa berkurangnya mobilitas dalam kota sebanyak 20 persen dapat menurunkan kurva kasus Covid-19 hingga 33 persen, serta menunda kemunculan puncak kasus selama dua pekan.
Selanjutnya, menurut dia, studi Yilmazkuday (2020) yang dibuat dari 130 negara.
Baca Juga: Kesal Diceraikan Suami karena Keciduk Selingkuh, Seorang Wanita Tega Lempar 2 Anaknya ke Sungai
Studi itu menyatakan bahwa satu persen peningkatan masyarakat berdiam di rumah dapat mengurangi sekira 70 kasus dan 7 kematian per pekan.
Bahkan, lanjut dia, berdasarkan studi tersebut, sebanyak satu persen pengurangan mobilitas masyarakat menggunakan transportasi umum di terminal, stasiun, dan bandara kan mengurangi 33 kasus dan 4 kematian mingguan.
Wiku juga menjelaskan bahwa libur panjang yang sebelumnya seperti pada tanggal 20 hingga 23 Agustus 2020 lalu telah menaikan kurva kasus Covid-19. Selain itu, pada libur panjang itu pun menimbulkan klaster baru.
Menurut Wiku, timbulnya klaster itu dipicu karena terjadi kerumunan di berbagai lokasi.
Baca Juga: Istri Digigit Ular, Pria Ini Panggil Pawang untuk Beri Mantra Sambil Menguburnya dengan Kotoran Sapi