Debat Cawali Surabaya, Kawasan Kumuh Jadi Titik Persoalan

- 5 November 2020, 09:50 WIB
Debat publik pilkada perdana yang digelar KPU setempat di Kota Surabaya pada Rabu, 4 November 2020 malam.*/KPU Surabaya via ANTARA HO
Debat publik pilkada perdana yang digelar KPU setempat di Kota Surabaya pada Rabu, 4 November 2020 malam.*/KPU Surabaya via ANTARA HO /

PR DEPOK - Persoalan kawasan kumuh di Kota Surabaya, Jawa Timur menjadi perdebatan dua Calon Wali Kota (Cawali) Surabaya, yakni Eri Cahyadi dan Machfud Arifin.

Topi tersebut diangkat dalam debat publik Pilkada perdana yang digelar KPU setempat di Kota Surabaya pada Rabu, 4 November 2020 malam.

Machfud mengatakan masih terdapat kawasan kumuh di sejumlah titik di Kota Surabaya.

Baca Juga: Terkait Pernyataan Anggota DPD di Bali Soal Seks Bebas, Muhadjir Effendy: Tidak Patut dan Menyimpang

"Ternyata masih banyak kawasan kumuh seperti di Asem Rowo yang penuh sampah, kemudian di Krembangan juga banyak sampah," kata Machfud pada Rabu, 4 November 2020 seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA.

Menurutnya, kriteria kawasan layak huni adalah ketersediaan perumahan, ketersediaan air bersih, ruang publik, dan sanitasi.

Sedangkan di Surabaya masih ada sekira 100 ribu kepala keluarga (KK) yang tidak punya jamban.

Baca Juga: 60 Persen Bencana Hidrologis Terjadi di Jawa Barat, Ridwan Kamil: Jangan Hanya Fokus Pada Respon

"Di sungai masih banyak orang buang kotoran. Kalau saya menjabat jadi wali kota, saya pastikan tidak ada orang yang buang kotoran di sungai," ujarnya.

Hal serupa diungkapkan pasangan Machfud, Calon Wakil Wali Kota (Cawawali) Mujiaman.

Dirinya menyatakan terkait kampung kumuh, di Surabaya masih terdapat kawasan yang menjadi langganan banjir.

Baca Juga: UNESCO Tetapkan Karimunjawa sebagai Cagar Biosfer

"Masalah banjir, ternyata kampung-kampung baru punya saluran tetapi tidak terhubung dengan saluran besar. Machfud-Mujiaman memiliki program berupa anggaran Rp150 juta per RT agar nantinya dapat membangun saluran air," ucap Mujiaman.

Di lain pihak, Eri Cahyadi mengatakan bahwa berdasarkan data dari Dirjen Cipta Karya, kawasan kumuh di Surabaya sudah nol persen.

"Kumuh itu tidak hanya dilihat dari pandangan mata, tapi juga data," imbuh Eri.

Baca Juga: Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Wanita yang Dibuang ke Sumur di Bogor

Menurut Eri, Kota Surabaya telah mendapatkan penghargaan Adipura Kencana sebanyak lima kali berturut-turut, 30 penghargaan internasional, dan 286 penghargaan tingkat nasional.

"Data dari Dirjen Cipta Karya ini menunjukkan bahwa kawasan kumuh itu nol persen," tuturnya.

Untuk diketahui Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Cawali dan Cawawali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji.

Baca Juga: Satgas Penanganan Covid-19: Tren Masyarakat Terapkan Prokes Menurun di Libur Panjang Akhir Oktober

Pasangan calon (paslon) nomor urut 1 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI.

Selain itu, mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.

Di sisi lain, pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 2 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat, dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai Perindo.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah