Presiden Joko Widodo Resmi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada 6 Tokoh, Berikut Nama-namanya

- 10 November 2020, 12:03 WIB
Presiden RI, Joko Widodo.
Presiden RI, Joko Widodo. /Instagram/@jokowi./

PR DEPOK - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah memimpin Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2020 kepada enam tokoh Nasional Indonesia, di Istana Negara, pada Selasa 10 November 2020.

Upacara tersebut dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin serta sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju.

Tampak juga sejumlah tokoh sejarawan seperti Anhar Gonggong dan juga putri dari Wakil Presiden pertama RI Moh Hatta, Meutya Hatta.

Baca Juga: Wajib Ditonton, Berikut 8 Film Biografi Pahlawan Indonesia Berdasarkan Kisah Nyata

Berikut enam orang tokoh nasional dari berbagai wilayah di Indonesia yang menerima gelar Pahlawan Nasional, seperti dihimpun Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI.

1. Sultan Baabullah, Provinsi Maluku Utara

Sultan Baabullah merupakan penguasa ke-24 Kesultanan Ternate di Kepulauan Maluku. Dia terkenal karena keberaniannya mengusir Portugis dan membawa kesultanan tersebut ke puncak kejayaan di akhir abad ke-16.

Dia mengeluarkan aturan yang mewajibkan seluruh orang Eropa yang singgah di Ternate melepas topi dan sepatu.

Atas jasanya, nama Sultan Baabullah diabadikan sebagai nama Bandara di Ternate.

Baca Juga: Akan Diberi Penghargaan Bintang Mahaputera, Gatot Nurmantyo Akui Belum Terima Undangan dan Keppres

2. Machmud Singgirei Rumagesan, Provinsi Papua Barat

Machmud Singgirei Rumagesan merupakan raja dari wilayah Sekar (Fakfak). Rumasegan menjadi orang yang menentang keras dan meminta Belanda membayarkan gaji tenaga kerja, untuk memenuhi syarat yang diajukan raja.

Akibat pertentangan dengan pemerintah Belanda, Rumagesan pun dijebloskan oleh pemerintah kolonial dan diasingkan ke Saparua selama 15 tahun.

Saat Belanda berusaha kembali menduduki Indonesia pasca-proklamasi, Rumasegan menurunkan bendera Belanda pada 1 Maret 1946 sebagai bentuk demonstrasi.

Saat bebas, dia menyatakan dukungannya bagi kemerdekaan Indonesia dan memperjuangkan kemerdekaan Papua dari penjajahan Belanda.

Baca Juga: Akan Diberi Penghargaan Bintang Mahaputera, Gatot Nurmantyo Akui Belum Terima Undangan dan Keppres

3. Jend Polisi Purn, Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, Kapolri Pertama RI

Pada 29 September 1945, Presiden Sukarno menunjuk Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara RI sehingga tercatat sebagai pemimpin kepolisian RI pertama.

Saat itu Presiden Soekarno berpesan agar Soekanto membangun Kepolisian Nasional, artinya mengubah mental kepolisian kolonial, serta sistem kepolisian nasional dan mengemban seluruh fungsi kepolisian yang terpecah-pecah pada masa Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial.

Awal kariernya Soekanto harus memulai jabatan barunya dari nol. Tanpa kantor, tanpa staf, dan tanpa punya wewenang formal karena tugasnya hanya melanjutkan Hoofd van de Dienst der Algemene Politie.

Baca Juga: Rute Lalu Lintas Menuju Bandara Soetta Lumpuh, Garuda Indonesia Gratiskan Biaya Refund

Selama 14 tahun menjabat, Soekanto dikenal sosok visioner, disiplin, jujur, membangun Polri.

4. Arnold Mononutu, Provinsi Sulawesi Utara

Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu merupakan Menteri Penerangan di era Soekarno. Rasa nasionalisme Mononutu sudah tertanam menempuh pendidikan di Akademi Hukum Internasional Den Haag pada 1920-an.

Saat Indonesia merdeka, dia fokus membantu rakyat Maluku Utara untuk menentukan respons terbaik mereka. Pada tahun 1946, Mononutu menjadi anggota parlemen Negara Indonesia Timur (NIT) serta membujuk anggota parlemen lain untuk mendukung gagasan menyatukan NIT dengan Republik Indonesia.

Baca Juga: 1 Juta Sertifikat Tanah Dibagikan Joko Widodo ke Warga di 201 Kota dan Kabupaten di 31 Provinsi

5. Sutan Mohammad Amin Nasution, Provinsi Sumatera Utara

Sutan Mohammad Amin Nasution atau Krueng Raba Nasution merupakan Gubernur Riau yang pertama. Dia merupakan tokoh Pergerakan sumpah pemuda, pengacara serta penulis.

Amin, dilantik menjadi Gubernur Sumatra Utara pada 19 Juni 1948. Di masa jabatannya itu, ia mulai mencetak uang daerah untuk wilayah Sumatra Utara atau URIPSU.

6. Raden Mattaher Bin Pangeran Kusim Bin Adi, Jambi

Raden Mattaher merupakan panglima perang dari Jambi yang lahir pada 1871. Raden Mattaher tidak bisa dipisahkan dari Sultan Thaha. Sebab, beliau merupakan sosok panglima perang tangguh yang dimiliki Sultan Thaha masa itu.

Baca Juga: Antisipasi Ketertinggalan Pesawat Akibat Macet, AP II: Penumpang Bandara Soetta Bisa Jadwal Ulang

Dia mempunyai dengan segudang taktik gerilya yang mampu menggempur serdadu Belanda. Saat itu oleh prajurit dan masyarakat dia mendapat gelar Singo Kumpeh karena keberingasannya menumpas penjajah.

Bahkan Raden Mattaher merupakan panglima perang ditakuti oleh tentara Belanda. Namun, perjuangan Raden Mattaher berakhir pada 10 September 1907. Ia ditembak mati di rumahnya sendiri dalam sebuah operasi militer Belanda.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah