Antisipasi Erupsi Gunung Merapi, Candi Borobudur Ditutup dengan Terpal Paulin

- 11 November 2020, 15:34 WIB
Petugas Balai Konservasi Borobudur menutup stupa candi dengan terpal paulin untuk antisipasi erupsi Gunung Merapi.*
Petugas Balai Konservasi Borobudur menutup stupa candi dengan terpal paulin untuk antisipasi erupsi Gunung Merapi.* /Antara/Anis Efizudin./

PR DEPOK - Balai Konservasi Borobudur (BKB) telah menutup stupa dan lorong Candi Borobudur dengan terpal paulin.

Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi erupsi Gunung Merapi yang saat ini status aktivitasnya meningkat dari Waspada menjadi Siaga.

Kepala BKB Wiwit Kasiyati di Magelang, Jawa Tengah, mengatakan BKB menutup stupa teras di lantai 8 sebanyak 32 stupa dan lantai lorong 1 keliling.

Baca Juga: Minta Guru Jangan Stres, Nadiem Makarim Sebut Asesmen Nasional Bukan Pengganti UN

"Kita gelar cover ini sebagai upaya preventif. Kita melakukan tindakan preventif dan antisipasi agar nanti ketika terjadi erupsi dan arah abunya ke Magelang, Candi Borobudur sudah kita tutup dengan cover," kata Wiwit, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara Rabu, 11 November 2020.

Ia juga menyampaikan bahwa terpal paulin tersebut sudah digelar di lorong lantai 1, sedangkan di lantai lainnya belum digelar tetapi sudah disiapkan di lokasi.

"Tidak semua ditutup, tetapi cover sudah siap di tempat. Jadi jika erupsi dan abunya mengarah ke Magelang, kita segera menutup stupa yang belum tertutup tersebut. Terpal ini tahan lama dan tidak merusak batu," ujarnya.

Selain itu, Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan Kawasan Cagar Budaya Borobudur, Bramantara turut menanggapi langkah yang diambil saat ini.

Baca Juga: Berencana Kunjungi Habib Rizieq, Ridwan Kamil: kepada Siapapun Kita Wajib Silaturahmi

Bramantara mengatakan hal itu sebagai salah satu wujud tanggap terhadap bencana, karena dalam pengelolaan warisan budaya dunia mempunyai sistem manajemen pengelolaan bencana.

Lebih lanjut ia mengatakan, erupsi Merapi tahun 2010 yang menyebabkan susahnya dalam melakukan pembersihan dijadikan sebagai evaluasi.

Untuk itu, dalam mencegah hal tersebut terjadi lagi maka saat ini pihaknya tengah memantau perkembangan gunung itu.

"Pengalaman kemarin kita cukup susah melakukan pembersihan, Makanya saat ini kita terus memantau perkembangan Merapi," ujar dia.

Baca Juga: 11 November Diperingati Hari Jomblo di Tiongkok, Bagaimana Sejarah dan Cara Meyarakannya?

Diketahui sebelumnya, Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengeluarkan guguran lava pada Rabu pagi, dengan jarak luncur 700 meter ke arah Kali Senowo.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyatakan guguran lava itu tercatat keluar dari Gunung Merapi pada pukul 3.58 WIB, 4.04 WIB, dan 5.13 WIB.

Namun, secara visual hanya terpantau satu kali dari Pos Babadan selama periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB.

"Suara guguran terdengar tiga kali dan teramati satu kali dari Babadan arah Kali Senowo jarak 700 meter," kata dia.

Baca Juga: Pengungsi Erupsi Gunung Merapi di Sleman Bertambah Jadi 203 Orang, Didominasi Orang Dewasa

Selain guguran lava, BPPTKG juga mencatat 13 kali gempa guguran di gunung itu dengan amplitudo 3-48 milimeter dan durasi 12-83 detik.

Tujuh gempa hembusan dengan amplitudo 3-7 mm dan durasi 12-21 detik, 79 gempa fase banyak dengan amplitudo 2-24 mm dan durasi 7-12 detik, serta enam kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 46-70 mm dan durasi 13-25 detik.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah