Bela Anies Baswedan, INFUS: Penghargaan Kota Mahasiswa Bernuansa Politis dan Seperti Dipaksakan

- 12 November 2020, 22:26 WIB
Ketum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarno Putri.
Ketum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarno Putri. /Instagram/@megawatisoekarnoputri./

PR DEPOK – Penghargaan Kota Mahasiswa atau City of Intellectual yang diberikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dinilai sarat akan kepentingan politik. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) Gde Siriana.

Dengan mempertimbangkan bahwa Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, dan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menerima penghargaan Kota Mahasiswa dari UNJ, Gde Siriana menilai bahwa pemberian ini bernuansa politis.

"Jadi saya melihat penganugerahan kota intelektual ini bernuansa politis. Barangkali terkait kepentingan Pilpres 2024. Tanpa mengecilkan tim UNJ," ujar Gde Siriana pada Kamis, 12 November 2020, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI.

Baca Juga: Habib Rizieq ke Ponpes Miliknya di Puncak Bogor Besok, Kepolisian Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Dalam keterangannya, ia pun membandingkan penghargaan City of Intellectual ini dengan penghargaan yang diraih Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yakni Sustainable Transport Award (STA) 2021. Sustainable Transport Award adalah ajang penghargaan tahunan yang menilai perbaikan mobilitas dan inovasi perbaikan sistem transportasi suatu kota.

"Sangat timpang jika kita membandingkan award international yang diterima DKI Jakarta (Sustainable Transportation Award 2021) dengan award kota intelektual skala domestik Indonesia." 

"Saya tidak tahu pasti kapan survey tim UNJ dilakukan, tetapi jika pemberiannya dilakukan sesudah DKI mendapat STA 2021 bisa menimbulkan kesan tidak mau kalah dan seperti dipaksakan," ujar Gde melanjutkan.

Lebih lanjut, Gde Siriana juga melihat tiga kota yang mendapatkan penghargaan Kota Mahasiswa itu adalah kota dengan wali kota yang diusung PDI Perjuangan.

Baca Juga: Hari Pneumonia Dunia, Dokter Spesialis Anak Melarang untuk Cium Balita Saat Alami Batuk dan Pilek

"Dan anehnya, ketika DKI memperoleh STA 2021, Megawati tidak menyentil walikota Semarang, Solo dan Surabaya karena tidak memperoleh STA 2021," ucap Gde melanjutkan.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, memuji pencapaian sejumlah kadernya yang menjadi kepala daerah, termasuk walikota Semarang, Solo, dan Surabaya.

"Terima kasih yang jadi peringkat kesatu, kedua, dan ketiga, Semarang, Solo, Surabaya. Itu adalah anak-anak dari partai saya," ucap  Megawati, ketika berbicara dalam acara daring bertajuk Dialog Kebangsaan Pembudayaan Pancasila dan Peneguhan Kebangsaan Indonesia di Era Milenial.

Dalam kesempatan tersebut, Megawati pun turut membandingkan prestasi dari para kadernya dengan kondisi Jakarta yang ia sebut amburadul.

Baca Juga: Oknum TNI Simpatisan Habib Rizieq Ditahan, DPR: Terlalu Berlebihan, Panglima Harus Lebih Bijak

"Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini, tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi City of Intellect bisa dilakukan,”

“Tata kota, masterplan-nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," kata Megawati.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x