Ulul Albab adalah Mereka yang Senantiasa Berzikir, Tema Khutbah Jumat 18 Februari 2022

18 Februari 2022, 10:43 WIB
Ilustrasi naskah khutbah Jumat tentang Ulul Albab adalah Mereka yang Senantiasa Berzikir. /Unsplash/Miltiadis Fragkidis./

PR DEPOK - Berzikir selalu dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang bertujuan agar selalu mengingat dan meningkatkan takwa kepada Allah SWT.

Ada kriteria manusia yang digelari Allah SWT dengan sifat Ulul Albab yakni mereka yang senantiasa berzikir.

Berikut penjelasan mengenai Ulul Albab yang tercantum dalam naskah khutbah Jumat untuk hari ini, 18 Februari 2022.

Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari KH. Amir Jamiluddin Pondok Pesantren Tebuireng, berikut naskah khutbah Jumat bertema 'Ulul Albab adalah Mereka yang Senantiasa Berzikir'.

Baca Juga: PM Belanda Minta Maaf ke Indonesia atas Kekejaman Perang 1945-1949

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لا نبي
بعده

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

Jemaah Jumat Rahimakumullah

Mari kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Dengan sebenar-benarnya takwa. Meninggalkan larangan dan meninggalkan dunia dengan hati yang jernih (qalbun salim).

Ada kriteria manusia yang digelari oleh Allah dengan sifat Ulul Albab. Yakni mereka yang punya akal cerdas dan hati yang jernih. Lubbun/Albab di sini memang banyak arti, ada yang menafsirkan akal, juga ada yang memaknai hati.

Baca Juga: Miliki Gejala Mirip, Ilmuwan Menduga Asal Mula Virus Corona Berasal dari Flu Rusia pada 1889

Mudahnya, Ulul Albab adalah cendikiawan, selain cerdas mereka juga hatinya jernih. Allah sudah memberikan ciri-ciri manusia Ulul Albab dalam firmannya:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran: 191)

Nah, zikir ini banyak cakupannya. Dalam kitab Adabul Alim wal Muta’allim termasuk dari zikir adalah belajar. Jadi, pengajian di pesantren, mengkaji hukum halal dan haram itu termasuk zikir.

Tidak hanya dengan bertasbih. Intinya semua zikir (belajar, membaca, ngaji) ketika hal itu dapat mendekatkan dengan Allah SWT, maka itu termasuk dari pada kriterita Ulul Albab.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Islam Larang Keras Caci Maki Agama Lain

Termasuk dari pada zikir adalah bertasbih dan menyebut Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا · وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.

Maksudnya, zikir juga bisa dilakukan dengan menyebut nama Allah dan bertasbih terus menerus setiap hari. Selain itu, bisa zikir dengan cara salat. Ibaratnya salat itu adalah charger kita agar jiwa kita minimal lima kali dalam sehari terkoneksi dengan Allah SWT.

Tokoh-tokoh ulama tarekat itu berusaha membuat rumus-rumus agar seorang hamba selalu dekat dengan Allah. Misal, Qadiriyah yang mengucap Lailaha Illallah sebanyak 160 kali usai salat dengan jahr. Atau Naqsabandiyah yang menganjurkan agar seorang hamba membaca Allah sebanyak 5000 kali secara sirri. Itu adalah metode yang dibuat oleh ulama agar selalu dekat Allah.

Baca Juga: Fahri Hamzah Sebut DPR Rapat dengan BUMN Banyak Mudaratnya, Refly Harun: Potensial Terjadinya Kong Kali Kong

Dalam kajian Tasawuf memang ada yang diistilahkan dengan hal dan maqamat. Hal adalah kondisi jiwa pemberian Allah, seperti takut dan rindu.

Ada orang yang membawa sandal kotor di masjid saja sudah takutnya minta ampun. Karena takut akan mengotorinya. Kondisi jiwa yang selalu takut kepada Allah itulah yang disebut hal. Perkara ini tidak dapat dipelajari. Hal murni pemberian dari Allah.

Ada juga istilahnya maqamat, yakni stasiun/terminal menuju Allah. Perkara ini dapat dipelajari. Setiap Tarekat berbeda-beda dalam membagi stasiunnya. Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani terminal itu ada 6, yakni Taubat, Zuhud, Tawakkal, Syukur, Rida, Sidqu. Minimal kita ini sudah berada pada Maqam Taubat.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Tags

Terkini

Terpopuler