15 SMA dan SMK di Garut Mulai Belajar Tatap Muka, Disdik Jabar Sebut Sudah Nihil Kasus Covid-19

- 25 November 2020, 07:45 WIB
Ilustrasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19.
Ilustrasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19. /Bayu Pratama S/Antara

PR DEPOK – Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menuturkan, sebanyak 15 sekolah tingkat SMA/SMK di wilayah selatan Kabupaten Garut sudah diberlakukan pembelajaran secara tatap muka.

Kepala Kantor Cabang Disdik Provinsi Jabar Wilayah XI Garut, Asep Sudarsono mengatakan kegiatan tersebut dapat berlangsung karena sudah tidak ada kasus penyebaran Covid-19.

“Sebetulnya di wilayah selatan ada sembilan SMK dan enam SMA yang sudah kita izinkan tatap muka, itu hasil verifikasi bersama gugus tugas kecamatan, memang di sana nihil kasus Covid-19,” tutur Asep dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Tersebar 9 Ribu JakWIFI di DKI, Anies Baswedan Berharap Pelajar dan Pelaku Usaha Dapat Terintegrasi

Ia menjelaskan, secara umum sekolah di wilayah selatan Garut itu sudah baik dan siap menerapkan protokol kesehatan (prokes) ditunjang daerahnya berada pada zona hijau kasus Covid-19.

Asep menambahkan, meski masuk zona hijau, prokes pencegahan penyebaran Covid-19 harus tetap dipatuhi.

Ia menilai, jika prokes tidak diterapkan, sekolah menjadi klaster baru penularan Covid-19.

Baca Juga: Soal Isu Pencopotan Pejabat Tinggi di Pemprov DKI Jakarta, Ariza Sebut Masih dalam Tahap Evaluasi

“Sudah ada yang buka, tetapi tetap menggunakan prokes, pembelajaran hanya 4 jam dari jam 7.00 sampai jam 11.00, kemudian pembelajaran maksimal 50 persen kapasitas,” ucapnya.

Terkait sekolah di wilayah utara dan kota Garut, ia mengungkapkan hingga saat ini belum ada yang diperbolehkan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.

Ia menjelaskan, daerah itu masih ditemukan banyak kasus penyebaran wabah Covid-19, untuk itu masih diberlakukan kegiatan belajar mengajar secara daring.

Baca Juga: Catat 23 Ribu Pelanggaran, Wali Kota Jakbar Akui Tingginya Kasus Covid-19 Dipicu Pelanggaran Prokes

“Kalau di wilayah kota belum ada, karena masih zona merah, jadi masih secara daring, namun daring sudah ada solusi pembelajaran dari TV,” kata Asep.

Ia menuturkan, sekolah yang sudah diizinkan tatap muka akan mendapatkan pengawasan dan pemeriksaan secara ketat terkait penerapan prokes di lingkungan sekolah.

Apabila tidak mematuhi prokes, Asep khawatir sekolah menjadi klaster penyebaran wabah Covid-19 yang nantinya semakin banyak kasus serta mengancam kesehatan masyarakat umum di luar sekolah.

Baca Juga: Jadi Ukuran Integritas, KPK Minta Cakada Laporkan Sumbangan Kampanye Pilkada Secara Terbuka-Valid

“Kita tetap mengutamakan kesehatan siswa, guru, dan orang tua, karena khawatir sekolah jadi pusat klaster penyebaran Covid-19,” ujarnya.

Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Garut mencatat kasus positif Covid-19 di Kabupaten Garut secara akumulasi sejak bencana darurat non bencana Maret 2020 sampai November mencapai 1.550 orang.

Jumlah total tersebut terdiri dari 469 orang masih menjalani isolasi, 1.049 orang dinyatakan sembuh dan 32 orang meninggal dunia.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah