Disebut Penting untuk Perkuat Karakter Siswa, Kemendikbud: Pantun Bagus untuk Latih Kreativitas

- 18 Desember 2020, 14:24 WIB
Ilustrasi siswa.
Ilustrasi siswa. /Dok. Kemendikbud/

PR DEPOK – Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hilmar Farid menyebutkan peran pantun penting untuk penguatan karakter siswa.

“Setelah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda, kami ingin pantun semakin dikenal dan digunakan masyarakat,” kata Hilmar, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Untuk diketahui, UNESCO menetapkan Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tanggal 17 Desember 2020.

Baca Juga: Minta Aparat Kepolisian Jangan Takuti Massa Aksi Demo 1812, Dewi Tanjung: Tangkap atau...

Pantun ditetapkan dalam sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang diadakan secara daring.

Nominasi pantun yang diajukan secara bersama oleh Indonesia dan Malaysia ini menjadi tradisi budaya Indonesia ke-11 yang diakui oleh UNESCO.

Sebelumnya, Pencak Silat dienskripsi sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tanggal 12 Desember 2019 lalu.

Menurut Komite Intangible Cultural Heritage UNESCO, pantun memiliki arti penting bagi masyarakat bukan hanya sebagai alat komunikasi sosial, tetapi juga kaya akan nilai-nilai yang mejadi panduan moral.

Baca Juga: Kontras Sebutkan Kejanggalan Rekonstruksi Laskar FPI, Anton Charliyan: Ada Bukti Baru

Umumnya, pesan yang disampaikan melalui pantun menekankan keseimbangan dan harmoni hubungan antar manusia.

Bagi Indonesia, keberhasilan penetapan pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda tidak lepas dari keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta berbagai komunitas.

Berbagai komunitas terkait pantun, yakni Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), Lembaga Adat Melayu, Komunitas Joget Dangdung Morro, Komunitas Joget Dangdung Sungai Enam, dan Komunitas Gazal Pulau Penyengat.

Lalu ada Sanggar Teater Warisan Mak Yong Kampung Kijang Keke, Universitas Maritim Raja Ali Haji, serta sejumlah individu dan pemantun Indonesia.

Baca Juga: ILC Disetop Secara Tiba-tiba, Fadli Zon: Saya Dengar-dengar dari Berbagai Pihak Ada...

Termasuk juga HM Ali Achmad dan OK Nizami Jamil, yang merupakan dua orang maestro Pantun Indonesia.

Selain itu, Hilmar menerangkan bahwa pelajaran mengenai Pantun terdapat di dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

“Akan tetapi, belum mendapatkan sorotan. Kami ingin ke depan dengan penetapan UNESCO ini, pantun semakin ditonjolkan,” katanya.

Pantun, kata dia, bukan hanya sekadar sarana untuk berekspresi, melainkan juga agar melatih kreativitas anak dalam bermain kata.

Baca Juga: Jika PA 212-FPI Paksakan Gelar Aksi Demo 1812 Besok, PMJ Tegaskan Akan Lakukan Operasi Kemanusiaan

Hilmar juga turut mengajak para guru untuk mempopulerkan pantun, dengan melatih siswa membuat pantun.

“Bikin aja dulu, nanti juga pelan-pelan akan menjadi kebiasaan. Jika nanti menjadi pergaulan akan semakin indah,” ucap Hilmar.

Ia memberi contoh bagaimana pada film-film Hollywood ada beberapa dialog yang mengutip karya sastra besar dan itu luar biasa.

Maka dari itu, pihaknya ingin agar pantun dapat menjadi bagian dari pergaulan sehari-hari.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x