Padahal menurutnya Ketuhanan yang Maha Esa merupakan nilai tertinggi dalam keagamaan, akan tetapi hal itu malah menimbulkan permasalahan baru.
"Karena itu (Ketuhanan Yang Maha Esa) adalah esensi tertinggi dalam keagamaan. Saya kira itu adalah hal yang terpenting, tapi ternyata ada polemik baru," ucapnya.
Jangankan menghapus, Nadiem menuturkan bahwa agama dan Pancasila bahkan sangat esensial bagi pendidikan bangsa.
Selain kompetensi abad 21, lanjut dia, Peta Jalan Pendidikan juga dirancang agar ekosistem pendidikan bisa menghasilkan anak-anak Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memilik akhlak mulia.
Maka dari itu, Nadiem menegaskan kembali bahwa isu yang beredar soal penghapusan mata pelajaran agama tidak pernah masuk dalam rencana Kemendikbud.
"Kemendikbud tidak pernah berencana menghilangkan pelajaran agama," kata mantan CEO Gojek tersebut.
Tak hanya itu, Nadiem juga menyatakan bahwa salah satu bagian dari pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan bersifat holistik adalah agama.
"Agama merupakan bagian dari pengembangan sumber daya manusia (SDM) unggul yang holistik dan tidak terfokus kepada kemampuan kognitif," ujarnya menambahkan seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.