Beredar Kabar Warga NU Dilarang Bersekolah di Muhammadiyah, Ketum Pemuda Muhammadiyah Sampaikan Klarifikasi

- 6 Maret 2020, 20:05 WIB
LOGO Muhammadiyah.*
LOGO Muhammadiyah.* /PWMU.CO/

PIKIRAN RAKYAT - Dua organisasi masyarakat (ormas) islam di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, terkadang memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menjalankan suatu syariat islam di Indonesia.

Pengikut kedua ormas tersebut sudah banyak di Indonesia. Tidak hanya menyinggung soal ibadah, namun kedua ormas tersebut juga terus melebarkan sayapnya terutama berkaitan dengan pelayanan terhadap umat islam seperti sekolah, rumah sakit, dan bentuk pelayanan lainnya.

Sekolah keduanya pun menjadi solusi terhadap keterjangkauan pendidikan di tanah air yang belum merata di berbagai daerah terutama ketersediaan sekolah negeri yang dapat menampung pelajar dari generasi muda daerah setempat.

Muhammadiyah memiliki fasilitas pendidikan lebih dari 5.000 dengan rincian 4.623 TK/TPQ, 2.604 SD/MI, 1.772 SMPT/MTs, dan 1.143 SMA/SMK/MA di Indonesia.

Baca Juga: Barcelona Berencana Manfaatkan Pesona Coutinho untuk Rekrut Sadio Mane atau Neymar 

Sedangkan jumlah lembaga pendidikan yang diklaim berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama lebih dari 31 universitas, 48 ribu dari SD sampai SMA, dan 23 ribu pesantren.

Namun baru-baru ini, beredar kabar tentang adanya imbauan dari Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto alias Cak Nanto yang meminta warga NU untuk tidak belajar di sekolah miliki Muhammadiyah.

"Imbauan untuk warga NU untuk tidak sekolah di sekolah Muhammadiyah karena Muhammadiyah ingin menjaga kondusiVitas dan aset milik kami. Tolong warga NU tepo sliro (menghargai satu sama lain) dan tahu diri," tulis Cak Nanto dalam imbauannya.

Tidak hanya pernyataan dari Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, ternyata juga beredar imbauan serupa yang mencatut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haidar Nasir.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x