Asal Usul Teori Bumi Datar

- 15 November 2020, 11:34 WIB
Ilustrasi bumi datar.
Ilustrasi bumi datar. /Daily Star/

PR DEPOK – Sampai saat ini, masih ada perdebatan terkait Bumi ini berbentuk datar atau bulat.

Persoalan itu sering dijadikan sebagai perdebatan dua pandangan yang berbeda.

Kaum flat earth mengklaim bahwa bumi yang menjadi tempat tinggal manusia dan beberapa makhluk sebenarnya berbentuk datar.

Baca Juga: Akibat Pemanasan Global, Gletser di Tiongkok Hilang dengan Cepat

Sebagaimana diketahui, setiap teori pasti memiliki penggagas, begitupun dengan teori bumi datar itu.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari The Vocket, Samuel Birley Rowbotham atau yang kerap disebut Sam, merupakan seseorang di balik teori Bumi datar.

Sam merupakan serang penulis dari Britain pada akhir abad ke 19.

Baca Juga: Pemprov DKI Larang Artis Terkenal Live Music di Kafe, Anji: Bukan Artis Terkenal Tak Ada Kerumunan?

Dirinya lahir pada tahun 1816 saat berlangsung revolusi saintifik di masyarakat barat.

Saat itu bermunculan, pandangan-pandangan saintifik yang mengurai dari pandangan bible.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pandangan itu mengubah pemahaman Sam terhadap alkitab.

Baca Juga: Terkubur Lebih dari 2.500 Tahun, Mesir Temukan 100 Peti Mati Kuno dan Mumi di Pemakaman Firaun

Sam menafsir kitab secara literal, padahal semestinya kitab suci memiliki maksud tersirat dan tidak boleh ditafsirkan sesuka hati.

Menurutnya, klaim terhadap Bumi yang berbentuk datar itu berdasar pada bible.

Sam merupakan individu yang senang berpikir dan dirinya juga senang menelaah buku serta memperdebatkan sesuatu.

Baca Juga: Singgung Hubungan ASEAN-Selandia Baru, Jokowi Ingin Perkuat Kemitraan di Bidang Perikanan dan Iklim

Hal itu juga yang membuat Sam berani menyebarkan teorinya tentang Bumi yang datar.

Pada tahun 1838, Sam mencoba sebuah metode yang bertujuan untuk membuktikan bentuk permukaan Bumi yang sebenarnya.

Metode itu diterapkan dalam sebuah eksperimennya yang diberi nama 'Bedford Level Experiment'

Baca Juga: Mengaku Nabi dan Mendapat Mukzizat, Seorang Pastor Melarikan Diri Atas Dugaan Penipuan

Eksperimennya itu dilakukan di sebuah desa bernama Welney, Bedford tepatnya di sebuah kanal sepanjang 15 km.

Dengan menggunakan alat semacam teleskop, Sam mengukur jarak penglihatannya dengan perahu yang terlebih sekitar 9,7 kilometer dari lokasi dia.

Pada hipotesisnya, Sam berpikir bahwa apabila permukaan Bumi itu bulat dan mempunyai lengkungan maka permukaan air akan menutup penglihatannya dan menghalangi melihat seluruh badan perahu tersebut.

Baca Juga: Kementerian PUPR Siap Lelang Sembilan Ruas Jalan Tol Senilai Rp142 Triliun

Menurutnya, dari hasil eksperimennya itu, dirinya menyimpulkan bahwa permukaan air tersebut adalah rata dan menepis pandangan bahwa Bumi mempunyai lengkungan.

Dirinya menyimpulkan bahwa bumi bukan berbentuk bulat.

Hasil eksperimennya itu dirangkum dalam sebuah buku berjudul 'Zetetic Astronomy: The Earth is Not A Globe'.

Baca Juga: Tanggapi Acara Pernikahan Putri Rizieq Shihab, dr. Tirta: Standar Ganda Kalian Wahai Pejabat

Pandangan Sam ini tidak mendapat sambutan yang baik bahkan tidak mendapat perhatian pada awalnya, namun hal itu berubah setelah seorang saintis bernama John Hampden tertarik dengan hasil eksperimennya tersebut.

John Hampden kemudian mencoba melakukan eksperimen yang sebelumnya telah dilakukan oleh Sam.

Saintis yang terkenal di London itu pun menemukan kesimpulan yang sama dengan Sam.

Baca Juga: Pekan Depan, Polda Metro Jaya Panggil Gisel Soal Kasus Video Syur Mirip Dirinya

Kemudian, John menyebarkan temuan yang menyatakan bahwa Bumi itu datar.

Seorang peneliti yang cukup berpengaruh pada masa itu, menjawab tantangan John yang mempertaruhkan uangnya untuk menyangkal teori yang ditemukannya bersama Sam.

Peneliti bernama Alfred Russel Wallace kemudian melakukan eksperimen yang sama di Bedford bersama John.

Baca Juga: Abaikan Protokol Kesehatan, Satgas Covid-19 Sayangkan Sejumlah Kegiatan Rizieq Shihab

Alfred melakukan eksperimen yang lebih kompleks daripada Sam dan John.

Oleh sebab itu, Alfred berhasil mengoreksi perhitungan Sam dan John terkait bumi yang dianggap datar tersebut.

Dari hasil eksperimen yang lebih kompleks itu, Alfred membuktikan adanya kurva permukaan air.

Baca Juga: Perbaikan Sistem Keuangan, OJK Sebut Pencegahan Kasus Korupsi di Maluku Utara Tunjukan Kian Membaik

Meski Alfred telah membuktikan kebenarannya itu, dan telah dikonfirmasi oleh para saksi, John tidak merasa puas.

Alfred kemudian memodifikasi peralatannya dan mengulangi eksperimen serupa.

Ternyata, hasil eksperimen keduanya itu juga menunjukan bahwa kesimpulan eksperimen yang dilakukan Sam sebelumnya itu cacat.

Baca Juga: Bank Dunia Sebut Akses Listrik Naik, Kementerian ESDM: Investasi di Indonesia Kian Meningkat

Meski demikian, John tetap menolak kesimpulan dari hasil eksperimen Alfred tersebut.

Pemahaman teori bumi datar terus berlanjut.

Meski Sam telah meninggal pada tahun 1884, teori bumi datar tetap dipercaya oleh beberapa orang yang menamakan dirinya Universal Zetetic Society.

Baca Juga: Lebih dari 10 Karyawan Terpapar Covid-19, PLTU Cirebon Tegaskan Kegiatan Operasional Terus Berlanjut

Orang-orang ini cukup aktif menyebarkan pesan bumi datar bahkan melalui majalah dan pamflet-pamflet ideologi.

Dalil-dalil yang dikemukakan Sam dalam karyanya itu membuat orang-orang yang mempercayainya membentuk sebuah komunitas yang menamakan dirinya sebagai 'Komunitas Bumi Datar'.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Vocket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah