Pemuda Indonesia Kembangkan Aplikasi Penghemat Data, Bisa Hemat Kuota sampai 90 Persen

13 Maret 2020, 20:20 WIB
ILUSTRASI sarana internet.* /DOK PR/

PIKIRAN RAKYAT - Kuota Internet adalah salah satu kebutuhan masyarakat modern yang utama. Karena hampir setiap orang memanfaatkan internet, mulai dari mencari informasi dari Wikipedia hingga bermedia sosial lewat Twitter.

Beberapa aplikasi penghemat data telah dibuat berbagai pihak untuk membuat penggunaan paket Internet lebih murah dan efisien, kini pemuda Indonesia bernama Christopher Farrel menjadi salah satu pengembangnya.

Pemenang Wirausaha Muda Mandiri Tahun 2018 itu membuat Application Programming Interface (API) atau aplikasi bernama “Kecilin” yang dapat membantu pengguna Android menghemat kuota data Internet hingga 90 persen.

Dikutip dari situs berita Antara oleh Pikiranrakyat-depok.com, Farrel membuat aplikasi itu sejak dia masih duduk di bangku SMA dua tahun yang lalu.

Baca Juga: Kritisi Sikap Wali Kota Depok, DKR Nilai Tanggulangi Virus Corona Butuh Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah 

Algoritma untuk menghemat kuota dikembangkannya dari aplikasi berbasis business-to-business (B2B) yang biasa dipakai berbagai perusahaan untuk mengatasi masalah penyimpanan data yang membengkak dan transfer data yang mahal dan lama.

“Kemudian, kita mulai berpikir bagaimana ke B2C-nya (business-to-consumer), dari algoritma yang sudah kita buat itu kenapa enggak kita buat untuk membantu orang-orang di Papua, di Afrika sana biar akses Internet lebih cepat dan lebih murah juga, karena bahkan di Afrika akses Internet bisa sampai 2 juta rupiah per bulan,” ujar Farrel.

Farrel berharap aplikasinya dapat digunakan bersama aplikasi-aplikasi e-commerce Indonesia lainnya sebagai sarana pengembangan pendidikan dan ekonomi.

“Ruangguru, Bukalapak, Tokopedia, mereka semua berbasis Internet. Mereka menyelesaikan masalah, salah satunya pendidikan. 

Baca Juga: Sukseskan Program Zonita Pamor, Pemkot Depok Gelar Samsat Keliling 

"Sedangkan yang membutuhkan Internet paling layak harusnya Papua, sementara tidak ada Internet, mereka tidak akan dapat mengakses itu,” tuturnya.

Hingga sekarang, aplikasi penghemat data ini mendukung penghematan data untuk delapan website dan media sosial, yaitu Instagram, Facebook, Twitter, TikTok, YouTube, LinkedIn, Medium, dan Wikipedia.

“Untuk saat ini masih delapan, tapi kemungkinan ada Netflix, Iflix, dan yang lain, jadi masih banyak possibility-nya,” ujar Ferrel.

Aplikasi yang telah terdaftar itu dapat dihemat penggunaan datanya hingga 90 persen dan dapat dibuka tanpa buffering.

Baca Juga: Remaja 13 Tahun Dipulangkan Pihak Sekolah Usai Jual Pompa Hand Sanitizer Seharga Rp 10.000 

“Bisa hemat 90 persen. Jadi, yang biasanya beli sebulan beli 10GB, sekarang cuma beli 1GB saja sudah cukup,” ujar Farrel menambahkan.

Aplikasi “Kecilin” dapat diunduh melalui Google Play Store. Di antarmuka bagian atas akan terlihat berapa banyak kuota yang dihemat dan berapa uang yang berhasil dihemat dari kuota itu.

Antarmuka bagian bawah memperlihatkan delapan aplikasi yang telah terdaftar di “Kecilin” dan dapat dihemat penggunaan kuotanya.

Menurut Farrel, langkah berikutnya bagi “Kecilin” adalah membuatnya bekerja seperti aplikasi Virtual Private Network (VPN) agar pengguna dapat menggunakan aplikasi aslinya dan tetap menghemat data.

Aplikasi yang sekarang baru tersedia di Google Play Store ini juga akan hadir ke perangkat iOS pada tahun 2021.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler