Hati-hati, Kuesioner Corona yang Anda Isi Bisa Jadi Puntu Masuk Penipuan

11 April 2020, 18:05 WIB
ILUSTRASI kejahatan di internet.* /ALEXAS_FOTOS/PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Para ahli memperingatkan bahwa kuesioner virus corona daring dapat digunakan sebagai modus pencurian data pribadi dari mereka yang khawatir akan pandemi virus corona.

Kuesioner itu biasanya dibagikan secara daring yang terkesan untuk memeriksa apakah orang paham tentang penyebaran pandemi virus corona.

menurut Chartered Trading Standards Institute (CTSI), bisa jadi hal itu bertujuan untuk mengumpulkan informasi pribadi yang dapat digunakan untuk penipuan.

Baca Juga: Sering Lihat Meme Kocak Dua Anak Nigeria? Ini Kisah Mereka Sebenarnya

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari The Independent, Sabtu 11 April 2020, disebutkan bahwa kuesioner itu berisi pertanyaa rinci seperti nama, informasi keluarga, hewan peliharaan, dan rincian kontak, termasuk alamat surel dan nomor telefon.

"Masyarakat umum harus waspada terhadap kuis daring, terutama yang bertema seputar pandemi virus corona," kata Katherine Hart, pimpinan staf CTSI.

"Banyak dari mereka (pembuatnya) mengajukan pertanyaan pribadi yang mungkin tidak berbahaya pada awalnya seperti nama hewan peliharaan. Namun, penipu dapat memanen data itu untuk membuat profil lengkap target," kata dia.

Baca Juga: Cara Mengirim Pesan di WhatsApp Tanpa Menyimpan Nomor ke Kontak

"Pertanyaan keamanan untuk rekening bank dan kata sandi daring biasanya memasukkan informasi semacam itu," katanya.

Hart memperingatkan masyarakat tentang semua hal yang diunggah ke internet dan siapa saja yang berpotensi dapat melihat informasi yang telah diunggah.

"Dari waktu ke waktu, hal ini bertambah dan Anda mungkin menemukan bahwa Anda telah menempatkan lebih banyak informasi pribadi secara daring daripada yang Anda perkirakan," katanya.

Dia mengatakan, serentetan penipuan terkait pandemi virus corona kerap terjadi ketika penipu memanfaatkan ketakutan orang-orang.

Baca Juga: Betah di Rumah Lawan Corona, Lakukan 4 Hal Ini agar Tetap Fokus Selama WFH

Hart juga memberikan contoh kasus penipuan seperti kupon belanja makanan palsu dan informasi palsu yang memberi tahu orang-orang bahwa mereka telah didenda karena keluar selama lockdown.

"Pandemi virus corona telah menyebabkan peningkatan semua jenis penipuan mulai dari surel, telefon, dan media sosial. Setiap orang harus ekstra hati-hati dengan apa yang mereka komunikasikan secara daring." tutur Leon Livermore, kepala eksekutif CTSI.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: The Independent

Tags

Terkini

Terpopuler