Inggris Curigai Tiongkok Retas Laboratorium Penelitiannya, Sebut Beijing Musuh Intelijen

- 8 Juni 2020, 13:54 WIB
ILUSTRASI peretas.*
ILUSTRASI peretas.* /PIXABAY/

PR DEPOK - Kepala Markas Besar Komunikasi Pemerintah Inggris Jeremy Fleming mengatakan, saat ini Badan Intelijen Inggris sedang bekerja mencegah aksi para peretas dari negara-negara yang bermusuhan dengan Inggris, termasuk Tiongkok.

Senin 8 Juni 2020, The Guardian melarpokan, Jeremy Fleming mengatakan para peretas menarget infrastruktur kesehatan Inggis dan beberapa laboratorium penelitian terkemuka dunia. Mereka kerap beraksi menggunakan teknik sederhana.

Ia menyebut, para peretas saat ini mengincar Layanan Kesehatan Nasional atau National Health Service (NHS).

"Kami tahu bahwa apakah itu negara (lain) atau (kelompok) kriminal, mereka mengejar hal-hal yang sensitif bagi kami. Maka ini merupakan prioritas tinggi bagi kami untuk melindungi sektor kesehatan, terutama perlombaan untuk mendapatkan vaksin Covid-19," kata dia.

Baca Juga: Disembunyikan 10 Tahun, Harta Karun 1 Juta Dolar Forrest Fenn Berhasil Ditemukan di Pegunungan Rocky

Dia mengatakan, peretas kerap mencari kerentanan mendasar seperti umpan untuk membuat orang mengklik hal yang salah. Bahkan, pelaku kejahatan siber mengincar data seperti kata sandi.

Meski begitu, Jermy Fleming tidak secara gamblang menjelaskan siapa para pelaku peretasan itu. Menurut kabar yang diterima pemerintah Inggris, indikasi kuat diarahkan kepada Tiongkok.

Hal tersebut menguatkan pernyataan Jeremy Fleming sebelumnya yang menggambarkan Tiongkok sebagai musuh intelijen dan mengatakan Inggris harus menavigasi hubungan yang kompleks dengan Beijing.

Baca Juga: Gelombang Demonstrasi Penolakan Rasisme Merebak, Warga Tiongkok Minta Australia Hentikan Hal Serupa

"Untuk Inggris, kami melihat Tiongkok sebagai musuh intelijen. Kami melihat juga mereka sebagai mitra ekonomi, kami bekerja dengan mereka di beberapa bidang. Kami bersaing dengan mereka di area lain," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Badan Intelijen Inggris atau M15 telah memperingatkan dan mendesak pemerintah agar meninjau kembali hubungan yang erat dengan Tiongkok.

Inggris perlu mengurangi kebergantungan terhadap teknologi dan pasokan medis dari Tiongkok.

Sir Richard Dearlove yang bertanggung jawab atas M16 menjelang perang Irak silam mengatakan, dia telah melihat penelitian sangat penting yang menunjukkan bahwa suatu bagian telah ditempatkan di struktur virus dan mengikatnya ke sel manusia.

Sementara pada Mei 2020, Andrew Parker yang merupakan kepala M15 mengatakan, "Saya hanya tidak mengetahui adanya bukti bahwa itu bukan apa pun yang dipikirkan orang yakni berasal dari pasar. Ada berbagai macam hipotesa di sekitar, tetapi saya hanya berpikir itu tidak berguna untuk berspekulasi atau khawatir tentang semuanya."***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x