Dalam penelitian ini diprediksi bahwa pada tahun 2050, akan ada penurunan enam persen produksi tomat.
Skenario terburuk akan melibatkan peningkatan suhu di daerah penghasil tomat sekitar 2,6 derajat celcius antara tahun 2040 dan 2069.
Baca Juga: Kembali Bermasalah, Tri Suaka Disomasi Dyrga Dadali Atas Pelanggaran Hak Cipta
Selain itu, adanya peningkatan suhu enam derajat celcius selama 30 tahun ke depan.
Hal itu merupakan periode waktu dasar untuk perbandingan adalah antara 1980 dan 2009.
Konsentrasi CO2 atmosfer dapat mengimbangi, tetapi tidak sepenuhnya mengimbangi efek buruk dari suhu tinggi.
Baca Juga: Simak 5 Penyebab Gagal Lolos Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 32
Model matematika terkomputerisasi selanjutnya meramalkan bahwa panen tomat global di 11 petani terbesar akan turun dari 14 juta ton saat ini menjadi kurang dari tujuh juta ton.
Sebagai informasi, pada bulan lalu sebuah laporan mengatakan bahwa gelombang panas yang menghanguskan India dan Pakistan pada Maret dan April akan 30 kali lebih mungkin yang dapat terjadi akibat perubahan iklim.
Selain itu, ketika planet terus memanas, interval antara gelombang panas pembunuh tersebut akan menyusut lebih jauh.***