PR DEPOK - Beredar kabar yang menyebutkan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence ditangkap lantaran telah mengkhianati Donald Trump.
Kabar tersebut dibagikan pada 6 Januari 2021 pukul 14.00 waktu setempat melalui sebuah cuitan akun Twitter bernama @appledoglives dengan narasi yang terjemahannya sebagai berikut.
"Breaking: Mike Pence telah ditangkap karena mengkhianati Donald Trump."
Baca Juga: Fadli Zon Resmi Dipolisikan, Husin Shihab: Ngeri Gak Pake Lama Langsung Dilaporin, Respect!
Setelah ditelusuri lebih jauh, kabar yang menyebutkan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence ditangkap lantaran telah mengkhianati Donald Trump adalah informasi tidak benar.
Turn Back Hoaks di situs resminya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Sabtu, 9 Januari 2021, memberikan fakta sebenarnya.
Faktanya, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence masih memimpin sidang Kongres lanjutan untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden Amerika Serikat pada pukul 20.00 waktu setempat atau beberapa jam setelah klaim narasi @appledoglives diunggah.
Baca Juga: Situasi Memburuk Jika Tak Lakukan PSBB Jawa-Bali, Rocky Gerung: Bahayanya, Sri Mulyani Mengeluh Saja
Pada pukul 20.30 waktu setempat, Pence melalui akun pribadinya @Mike_Pence juga sempat mengunggah ucapan terima kasih kepada petugas yang telah mengamankan anggota Kongres pada saat massa memasuki Gedung Capitol.
Pence kini tengah menghadapi tekanan dari anggota Kongres untuk menggantikan posisi Trump sebagai Presiden Amerika Serikat dengan dasar hukum Amandemen Kedua Puluh Lima Konstitusi Amerika Serikat.
Informasi dengan topik serupa juga telah dimuat dalam situs Reuters, dengan judul artikel “Fact check: Vice President Mike Pence was Not Arrested as U.S. Capitol was Stormed” dan mengkategorikannya sebagai false.
Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Pecah Rekor Lagi, Faisal Basri: Pak Presiden Buatlah Segera Rencana Darurat
Dari penjelasan tersebut, kabar yang menyebutkan Mike Pence ditangkap karena telah mengkhianati Donald Trump adalah salah dan termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan atau Misleading Content.***