Cek Fakta: Indonesia Dikabarkan Akan Adakan Program 1 Suami 2 Istri, Simak Faktanya

8 Mei 2020, 03:45 WIB
ILUSTRASI poligami.* /Pixabay/

PIKIRAN RAKYAT - Beredar unggahan di akun Facebook dengan tautan berjdul "Indonesia Akan Adakan Program 1 Suami 2 Istri, Setuju Tidak Para Istri?".

Tautan tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama Law Partner. Selain itu terdapat satu akun Facebook bernama Romaindah juga membagikan tautan tersebut.

"Setuju tidak??" kata akun Facebook bernama Romaindah.

Berdasarkan hasil pencarian fakta oleh tim Mafindo dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, bahwa konten tautan yang dibagikan yang menyebutkan di Indonesia akan mengadakan program 1 suami, 2 istri adalah hoaks dengan kategori false connection.

Baca Juga: Sinopsis Film Criminal, Aksi Kevin Costner yang Lakukan Cangkok Otak Tayang Malam ini 

Pasalnya, judul tautan yang dibagikan tidak berkorelasi dengan isinya. Isi tautan tersebut merupakan penulisan ulang wawancara video pelaku poligami pria asal Malaysia.

Topik serupa pun pernah dibahas oleh dua media di Indonesia, akan tetapi kedua media tersebut tidak menyatakan bahwa Indonesia akan mengadakan program satu suami dua istri.

Adapun, diketahui dalam artikel di media pertama berjudul "Obrolan Program 1 Suami 2 Istri di Malaysia yang Menghebohkan Dunia Maya, 2 Istri Cubit-cubitan!".

Disebutkan sumber video yang dibahas, yakni dari video yang diunggah oleh akun Youtube TKI Channel pada 8 Oktober 2016, berjudul "Program 1 Suami 2 Istri Sudah Mulai di Malaysia.... di Indonesia Kapan Ya? (jangan deeh)".

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Azan Magrib Depok dan Sekitarnya, Jumat 8 Mei 2020 

Setelah melakukan penelusuran diketahui bahwa video tersebut sudah dihapus. Akan tetapi video serupa berisikan wawancara pelaku poligami di Malaysia tersebut juga ditemukan pada kanal media di Indonesia satunya dengan judul "Heboh! Program 1 Suami 2 Istri di Malaysia" yang tayang pada 11 Oktober 2016.

Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah Indonesia tidak mewacanakan program satu suami dua istri seperti pada judul tautan yang dibagian dalam unggahan tersebut.

Isi artikel dalam tautan tersebut tidak mewakili isi artikelnya. Oleh karena itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori false connection atau koneksi yang salah.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Turn Back Hoax

Tags

Terkini

Terpopuler