Sri Mulyani Sebut Ekonomi RI Terburuk di 2020, Iwan Sumule: Juga Tunjukkan Indonesia Miliki Menkeu Terburuk

7 April 2021, 08:10 WIB
Iwan Sumule (kiri) dan Menkeu Sri Mulyani (kanan). /Twitter @KetumProDEM dan Instagram @smindrawati

PR DEPOK - Ketum ProDEM, Iwan Sumule, menanggapi pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, yang mengatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia di tahun 2020 adalah yang terburuk selama 150 tahun terakhir.

Melalui cuitannya pada Rabu, 7 April 2021, di akun Twitter @KetumProDEMnew, ia mengatakan bahwa pernyataan Menkeu Sri Mulyani ini sama saja menunjukkan bahwa dalam 150 tahun terakhir, Indonesia memiliki Menkeu terburuk dalam sejarah.

"Menkeu Terbalik sebut kondisi ekonomi Indonesia terburuk dalam 150 tahun. Ini sekaligus tunjukan bahwa dalam 150 tahun Indonesia memiliki Menkeu Terburuk dalam sejarah Indonesia," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: Minta Maaf Terkait Surat Telegram, Sigit Prabowo Sebut Polri Bisa Tampil Tegas Namun Humanis

Cuitan Iwan Sumule. Tangkap layar Twitter @KetumProDEMnew

Menurutnya, Menkeu terburuk ini tidak mampu mengelola keuangan negara sehingga Indonesia terlilit utang hingga ribuan triliun.

Selain itu, lanjut Iwan Sumule, kebijakan yang dikeluarkan oleh Menkeu tersebut juga dinilai menyengsarakan.

"Tak mampu kelola uang negara dan buat negara terlilit utang ribuan triliun. Kebijakan menyengsarakan," tutur Iwan Sumule di akhir cuitannya.

Baca Juga: 3 Anggota PMJ Resmi Tersangka Unlawful Killing, Gus Nadir: Polisi Akui yang Dilakukan Tak Sepenuhnya Benar

Untuk diketahui, sebelumnya Menkeu Sri Mulyani menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah menyebabkan keadaan ekonomi global mengalami kontraksi terburuk dalam 150 tahun terakhir.

Salah satu negara yang juga mengalami kontraksi ekonomi terburuk dalam 150 tahun terakhir itu adalah Indonesia.

“Itu studi Bank Dunia. Mestinya kita melihat statistik ini dan dampaknya sangat luar biasa. Berarti Covid-19 memaksa dan membuat semua negara harus memformulasikan kebijakan tidak hanya ekonomi tapi kesehatan dan sosial,” tutur Menkeu Sri Mulyani melalui Webinar IAEI di Jakarta.

Baca Juga: Tiga Anggota Polda Metro Jaya Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Unlawful Killing terhadap Laskar FPI

Ia menuturkan, dampak wabah virus corona baru terasa di Indonesia pada kuartal II-2020, yaitu yang menyebabkan kontraksi ekonomi hingga 5,32 persen.

Sri Mulyani mengatakan bahwa kontraksi ekonomi ini adalah yang terburuk sejak krisis keuangan pada 1997-1998.

“Jadi kita termasuk dalam 170 negara yang mengalami kontraksi sebab sepanjang 2020, kita kontraksi 2,07 persen,” ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Surat Telegram Larangan Media Jadi Gaduh, Kapolri: Sekali Lagi Minta Maaf Atas Ketidaknyamanan Teman-teman

Meskipun Indonesia mengalami kontraksi terburuk, katanya melanjutkan, kondisi ini masih lebih baik dibandingkan negara anggota G20, seperti Prancis yang minus 9 persen, India minus 8 persen, Meksiko minus 8,5 persen, Inggris minus 10 persen, Brasil minus 4,5 persen, serta Arab Saudi minus 3,9 persen.

Lebih lanjut, Sri Mulyani juga menyebutkan abhwa kontraksi ekonomi Indonesia masih lebih baik di tingkat ASEAN, meskipun Vietnam dan China masih memiliki pertumbuhan yang positif.

“Singapura minus 6 persen, Filipina minus 9,6 persen, dan Malaysia minus 5,8 persen,” ujar Sri Mulyani.***

Editor: Annisa.Fauziah

Sumber: Twitter ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler