PR DEPOK – Aktivis Pro Demokrasi (ProDem), Nicho Silalahi memberikan tanggapannya atas pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani.
Diketahui, sebelumnya Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 telah menyebabkan keadaan ekonomi global mengalami kontraksi terburuk dalam 150 tahun terakhir.
Indonesia pun menjadi salah satu negara yang juga mengalami kontraksi ekonomi terburuk dalam 150 tahun terakhir tersebut.
“Itu studi Bank Dunia. Mestinya kita melihat statistik ini dan dampaknya sangat luar biasa. Berarti Covid-19 memaksa dan membuat semua negara harus memformulasikan kebijakan tidak hanya ekonomi tapi kesehatan dan sosial,” kata Sri Mulyani
Menurut penjelasannya, dampak wabah Covid-19 baru terasa di Indonesia pada kuartal II-2020, yang mana menyebabkan kontraksi ekonomi hingga 5,32 persen.
Sri Mulyani menerangkan bahwa kontraksi ekonomi tersebut adalah yang terburuk sejak krisis keuangan pada 1997-1998 silam.
“Jadi kita termasuk dalam 170 negara yang mengalami kontraksi sebab sepanjang 2020, kita kontraksi 2,07 persen,” ucapnya.
Dengan adanya pernyataan tersebut, Nicho Silalahi melalui akun Twitter pribadinya @Nicho_Silalahi melontarkan komentar pedas kepada Menkeu Sri Mulyani.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, Rabu 7 April 2021, Nicho Silalahi mengatakan bahwa Sri Mulyani sebagai ‘Menteri Terbalik’ terlalu asal dalam berbicara.
“Gini kalau Mentri Terbalik ngomong pasti asal cuap,” ucap Nicho Silalahi mengatakan secara tegas.
Menurutnya, bangsa Indonesia belum berdiri sebagai suatu negara jika dihitung dari 150 ke belakang.
“Lo kira kita belajar sejarah gitu hingga ngomong 150 tahun yang lalu dimana NKRI belum Berdiri?” ujarnya menambahkan.
Maka dari itu, Nicho Siallahi mendesak Sri Mulyani untuk mundur sebagai Menkeu jika memang tak mampu mengelola keuangan negara dan terus mencari pembenaran.
“Kalau ga mampu ngelola keuangan negara mundur donk jangan nyari pembenaran melulu,” katanya.
Pada akhir cuitannya, Nicho Silalahi menegaskan bahwa dirinya sudah muak dengan pernyataan Sri Mulyani yang berujung persoalan utang negara.
“Muak tahu disuguhi narasi sampah ujungnya utang,” kata aktivis tersebut mengakhiri cuitannya.