DKI Jakarta Terapkan PSBB Total, Pertumbuhan Ekonomi Nasional Berpotensi Kembali Minus

10 September 2020, 12:53 WIB
Calon penumpang mengantre untuk menaiki bus Transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Kamis (4/6/2020).* /ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww/

PR DEPOK – Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia termasuk Indonesia.

Covid-19 merupakan salah satu virus yang dapat menular lewat udara.

Sejak pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret 2020 silam, jumlah kasus positif virus corona di tanah air terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: Tabrakan Kapal Beruntun di Sungai Mentaya, Nakhoda Tugboat Dinyatakan Hilang

Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total.

Hal ini dilakukan lantaran penyebaran virus corona di Indonesia saat ini kian tak terkendali.

Penerapan PSBB secara total seperti awal mula pandemi merebak, berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III mendatang kembali minus.

Baca Juga: Temukan Adanya Indikasi Korupsi, Menhan Prabowo Diminta Tunda Pembelian Alutsista dari Austria

"DKI Jakarta menyumbang sekitar 15-17 persen ke ekonomi nasional. Apabila perekonomian DKI Jakarta melambat bahkan terkontraksi, ini akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia," kata Pengamat Ekonomi dari Centre of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Kantor Berita ANTARA.

Dirinya menjelaskan ketika pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta minus 8,22 persen pada kuartal kedua, kondisi itu tidak terpaut dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga minus 5,32 persen.

"Pertumbuhan ekonomi nasional kuartal kedua minus 5,32 persen akibat dipengaruhi sedikit banyak dari kinerja perekonomian DKI Jakarta," lanjutnya.

Baca Juga: Viral Paguyuban di Garut Ubah Lambang Negara dan Buat Uang Sendiri, Ini Jawaban Bakorpakem

"Berangkat dari fakta bahwa DKI Jakarta adalah salah satu penyumbang ekonomi terbesar di Indonesia, tentu ini akan berdampak terhadap semakin besar pula peluang ekonomi Indonesia akan tetap berada di level negatif pada kuartal ketiga," tambahnya.

"Karena kuartal kedua Indonesia sudah minus, tinggal kuartal ketiga lagi perdebatannya akan mencapai titik positif atau enggak. Kalau negatif, maka secara teknikal Indonesia akan terkena resesi sebab mengalami pertumbuhan minus dua kali berturut-turut," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler