Sri Mulyani: Indonesia Diprediksi Berada di Jurang Resesi pada Akhir Kuartal III 2020

22 September 2020, 16:57 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani.* /M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO

PR DEPOK – Perekonomian Indonesia diprediksi akan masuk ke dalam jurang resesi pada akhir kuartal III (Q3) 2020.

Prediksi tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam kesempatan konfrensi pers APBN Kita secara virtual, Selasa 22 September 2020.

Prediksi Sri Mulyani tersebut menyusul revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III (Q3) 2020, pada akhir September mendatang.

Baca Juga: Sebabkan 'Penderitaan', Mahasiswi Ini Galang Dana untuk Perkecil Ukuran Payudaranya

Menurut Bendahara Negara ini, perekonomian Indonesia diprediksi akan mengalami kontraksi hingga minus 2.9 persen.

Ia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III akan berada di kisaran minus 2.9 persen hingga 1.1 persen.

Angka tersebut, terbilang lebih besar daripada prediksi awal yaitu minus 2.1 persen hingga 0 persen.

Selain itu, keseluruhan pertumbuhan ekonomi sampai dengan akhir tahun 2020 diprediksi berada pada kisaran minus 1.7 persen hingga minus 0.6 persen.

Baca Juga: Diduga Kesal Melihat Mobilnya Dipanjat, Seorang Pria Lempar Kucing hingga Sebabkan Pendarahan Dalam

Sebelumnya, proyeksi Sri Mulyani berada di kisaran minus 1.1 persen hingga positif 0.2 persen.

“Kementeria Keuangan merevisi forecast untuk September, sebelumnya untuk tahun ini minus 1.1 persen hingga positif 0.2 persen. Forecast terbaru September untuk 2020 di minus 1.7 persen hingga minus 0.6 persen,” kata Sri Mulyani, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI.

Dengan revisi proyeksi tersebut, Sri Mulyani menyebut bahwa pada kuartal III dan IV maka pertumbuhan ekonomi juga bakal tumbuh negatif.

Diketahui sebelumnya, Sri Mulyani selalu optimis bila pada kuartal IV perekonomian Indonesia ,masih bisa tumbuh positif.

Baca Juga: Cek Fakta: Anies Baswedan Disebut Bodoh dan Dungu, Tak Bisa Pimpin Jakarta oleh Teddy Gusnaidi

“Ini artinya teritori kemungkinan akan terjadi pada kuartal III dan juga akan berlangsung kuartal IV, yang kita upayakan untuk bisa mendekati 0 atau positif,” katanya.

Menurutnya, berdasarkan komponen pendorong pertumbuhan ekonomi, untuk konsumsi rumah tangga diperkirakan masih negatif pada Q3 yaitu minus 0.3 persen hingga minus 1.5 persen. Sedangkan pada kuartal II konsumsi juga berada pada angka minus 5.6 persen.

Ia menambahkan bahwa hanya komponen konsumsi pemerintah yang diperkirakan masih positif 9.8 persen hingga 17 persen pada Q3. Sebelumnya di kuartal II konsumsi pemerintah minus 6.9 persen.

Sementara itu, investasi diperkirakan akan mencapai minus 8.5 persen hingga minus 6.6 persen di Q3.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Pada ekspor diperkirakan berada di angka minus 13.9 persen hingga minus 8.7 persen, sedangkan impor diperkirakan minus 26.8 persen hingga minus 16 persen.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler