Sejumlah Negara Eropa Resmi Terapkan Karantina Wilayah, Harga Minyak Dunia Kembali Melemah

6 November 2020, 09:29 WIB
Ilustrasi kilang minyak. /Pixabay/jp26jp

PR DEPOK – Harga minyak dunia kembali mengalami perubahan terbarunya yang disebabkan oleh sejumlah faktor.

Harga minyak mentah jenis Brent misalnya untuk pengiriman Januari turun 30 sen atau 0,7 persen ke level 40,93 dollar AS per barel di London ICE Futures Exchange pada akhir sesi perdagangan Kamis, 5 November 2020 waktu setempat atau Jumat, 6 November 2020 WIB pagi.

Sementara itu, Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turut mengalami penurunan 36 sen atau 0,9 persen ke level 38,79 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange pada sesi perdagangan yang sama.

Baca Juga: Indonesia Resmi Hadapi Resesi Ekonomi, DPR: Harus Ada Langkah-langkah Konkret dari Pemerintah

Melemahnya harga minyak dunia yang terjadi pada saat ini salah satunya didorong oleh kebijakan karantina wilayah yang kembali diterapkan oleh sejumlah negara Eropa untuk mencegah penularan Covid-19 gelombang kedua.

Kebijakan karantina wilayah yag telah dilakukan menyebabkan turunnya tingkat permintaan.

Selain itu, turunnya harga minyak dunia yang terjadi pada saat ini turut dipengaruhi oleh Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) yang masih berlangsung hingga saat ini.

Baca Juga: Ratusan Warganya Terpapar Covid-19, Pemkab Bantul Tetapkan Karantina Mandiri Terhadap Ponpes Krapyak

Komisi Eksekutif Uni Eropa menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonominya.

Dalam laporannya, lembaga itu menyebut bahwa ekonomi tidak akan pulih ke level sebelum masa pandemi hingga 2023 mendatang.

"Meskipun ada beberapa data minyak mentah bullish yang mengejutkan minggu ini, pasar minyak masih perlu bersaing dengan ketidakpastian permintaan utama terkait Covid-19," kata Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Kantor Berita ANTARA.

Baca Juga: Habib Rizieq Siap Kembali ke Indonesia, Polda Metro Jaya Periksa Ulang Status Hukumnya

Bank of England yang merupakan bank sentral di Inggris meningkatkan stimulus pembelian obligasi.

Tindakan ini merupakan bagian persiapan pelemahan ekonomi yang diperkirakan terus berlanjut akibat karantina wilayah yang telah diterapkan di negara itu.

Pihak bank mengatakan ekonomi Inggris akan menyusut pada rekor 11 persen selama tahun 2020 secara keseluruhan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler