Terdorong Peningkatan Produksi di Libya, Harga Minyak Dunia Kembali Melemah

14 November 2020, 08:55 WIB
Kilang Pertamina Cilacap/ /

PR DEPOK - Harga minyak dunia kembali mengalami perubahan terbarunya yang disebabkan oleh sejumlah faktor.

Minyak mentah jenis Brent misalnya untuk pengiriman Januari turun 75 sen atau 1,7 persen ke level 42,78 dollar AS per barel di London ICE Futures Exchange pada akhir sesi perdagangan Jumat, 13 November 2020 waktu setempat atau Sabtu, 14 November 2020 WIB pagi.

Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) turut mengalami pelemahan 99 sen atau 2,4 persen ke level 40,13 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange pada sesi perdagangan yang sama.

Baca Juga: Sebut Kehadiran Dirut Jiwasraya Bukan untuk Pemeriksaan, KPK: Bahas Polis Asuransi

Melemahnya harga minyak dunia yang terjadi pada saat ini terdorong oleh peningkatan produksi di Libya.

Selain itu, harga minyak dunia tertekan oleh lonjakan kasus virus corona atau Covid-19 yang masih melanda mayoritas negara dunia sehingga menyebabkan melemahnya tingkat permintaan bahan bakar.

Meski demikian, para pelaku pasar minyak mendapatkan harapan atas vaksin Covid-19 yang telah menunjukan progres yang baik.

Baca Juga: Terkonfirmasi Positif Covid-19, Mohamed Salah Gagal Masuk Skuad Mesir di Kualifikasi Piala Afrika

Produksi minyak Libya telah meningkat menjadi 1,2 juta barel per hari, seorang sumber di industri minyak di negara itu yang enggan menyebutkan nama mengatakan terjadi kenaikan 1,0 juta barel per hari yang dilaporkan pada 7 November oleh perusahaan minyak negeri Afrika Utara itu yakni National Oil Corp.

Menurut data Baker Hughes, tanda-tanda peningkatan produksi di Amerika Serikat (AS) menambah sentimen bearish.

Jumlah rig minyak AS naik 10 menjadi 236 rig minggu ini, hal tersebut menjadi yang tertinggi sejak Mei.

Baca Juga: Pakar: Material ACP di Kejagung Mudah Terbakar, Hasilkan Tetesan Panas Picu Kebakaran Hebat Merambat

"Intinya, beberapa faktor perasaan baik dari vaksin Pfizer telah hilang dan angka-angka EIA (Energy Information Administration red.) yang mengecewakan telah menciptakan sedikit koreksi turun," kata Kepala Penelitian Komoditas BNP Paribas, Harry Tchilinguirian seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Kantor Berita ANTARA.

"Namun, OPEC+ bersiap untuk menyesuaikan produksinya dan kami masih menunggu hasil uji coba vaksin lain yang mungkin lebih mudah didistribusikan karena tidak memerlukan penyimpanan dingin seperti itu," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler