Pada tahun 1961, istilah Black Friday telah menyebar di Philadelphia. Sebab para pedagang dan penguat kota tersebut tidak berhasil mengubahnya menjadi Big Friday, untuk menghilangkan konotasi negatif.
Baca Juga: Kisah Tragis Wanita Transgender di Penjara Pria, Terpaksa Bersikap Seperti Pria Agar Tak Dirudapaksa
Namun, suatu saat di akhir 1980-an, pengecer menemukan cara untuk mengubah Black Friday menjadi sesuatu yang mencerminkan secara positif, untuk mereka dan pelanggan mereka.
Hasilnya adalah konsep liburan 'merah ke hitam' atau dari kerugian ke keuntungan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Dengan gagasan baru ini, satu hari setelah Thanksgiving menandai peristiwa ketika toko-toko di Amerika Serikat akhirnya menghasilkan keuntungan.
Baca Juga: Peneliti Respon Kasus Benih Lobster, KKP Diminta Perlu Lebih Perhatikan Warga Pesisir
Sejak saat itu, perayaan hari belanja Black Friday yang awalnya hanya berlangsung satu hari, berubah menjadi empat hari serta menumbuhkan liburan ritel baru lainnya.
Secara tidak langsung, pada akhirnya Black Friday yang awalnya berkonotasi negatif, justru turut membangun ekonomi di Negara Paman Sam tersebut.***