Sementara itu, menurut analis senior di Price Futures Group di Chicago, Phil Flyyn produksi minyak mentah naik 3,2 persen dari tahun ke tahun di Tiongkok pada November.
Baca Juga: Jika Kondisi Covid-19 Dinilai Aman, DKI Jakarta Akan Gelar Pembelajaran Tatap Muka pada Januari 2021
Menurutnya, hal tersebut membantu sentimen investor tentang kenaikan bahan bakar yang akan datang.
Tiongkok sendiri telah menjadi salah satu negara langka di mana permintaan minyak telah pulih sepenuhnya dari awal tahun ini.
"Orang-orang akan beramsumsi bahwa lonjakan permintaan minyak sudah dekat," ujar Flyyn.
Baca Juga: Tim AMAN Ogah Teken Rekapitulasi Pilkada Medan, Ferdinand: Jangan Jadi Pengecut Akui Lawan Menang!
Meski demikian, Energy Information Administration (EIA) pada Selasa, 15 Desember 2020 mengatakan bahwa dampak vaksin terhadap permintaan masih beberapa bulan lagi.
Sementara itu, Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada Senin, 14 Desember 2020 mengatakan bahwa permintaan minyak akan naik lebih lambat dari yang diperkirakan.
Brent mencapai 51,06 dollar AS per barel pada 10 Desember, data tersebut yang tertinggi sejak Maret yang didukung oleh persetujuan vaksin, bahkan saat infeksi di sebagian besar di seluruh dunia.
Baca Juga: Anggota DPRD DKI Walk Out Ramai-ramai Saat Rapat, Ferdinand Hutahaean: Sebuah Aksi yang Memalukan!