Kendati demikian, lanjutnya, peluang investasi di sektor hijau juga besar terhadap perekonomian Indonesia dan isu perubahan iklim yang dapat menjadi motor penggerak di negara ini.
Pihaknya menjelaskan bahwa setidaknya dibutuhkan dana sekira Rp3,5 triliun demi mendukung infrastruktur dan aktivutas ekonomi hijau.
“Setidaknya dibutuhkan dana sekitar Rp3.500 triliun untuk mendukung infrastruktur dan aktivitas ekonomi hijau dan ini artinya hampir separuh dari existing kredit perbankan kita sekarang,” jelasnya.
Untuk diketahui, jumlah dana tersebut, jika harus ditanggung perbankan untuk membiayai seluruh kebutuhan pendanaan transisi hijau selama 8 tahun ke depan, maka akan memberatkan kinerja perbankan, sehingga peluang investasi akan semakin besar.
Terkait hal tersebut, BI telah memiliki kerangka kebijakan keuangan hijau yang terdiri dari empat pilar kebijakan, yakni penguatan kebijakan makroprudensial hijau, pendalaman pasar uang hijau, pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif hijau, serta transformasi kelembagaan BI hijau.***