Kemenkop UKM dan Mastercard Sepakati Sinergi Kemitraan Perkuat Digitalisasi 40.000 Pelaku UMKM

- 3 September 2020, 23:26 WIB
Ilustrasi transaksi digital.
Ilustrasi transaksi digital. /RELEASE/

PR DEPOK - Kerja sama yang dijajaki Mastercard Center for Inclusive Growth bersama Mercy Corps Indonesia yang didukung Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menyepakati kolaborasi untuk meningkatkan dan memperkuat kemitraan guna mendorong layanan digital bagi para pelaku usaha mikro dan menengah di Indonesia.

Upaya tersebut fokus untuk mengarahkan 40.000 pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM di tanah air dalam agenda pelatihan melalui proses inkubasi pendampingan.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mendukung kegiatan kemitraan ini sebagai wujud usaha memperbaiki kondisi UKM di masa pandemi.

Berdasarkan survei yang dilakukan Kemenkop UKM tercatat sebanyak 26,8 persen pelaku UMKM mengalami penurunan permintaan barang, 24,9 persen mengalami kendala dalam pemasaran.

Sedangkan 23,8 persen mengalami kesulitan dalam mengakses bahan baku, 23,5 persen lainnya mengalami kesulitan dalam mengelola sumber daya manusia, dan deretan masalah lainnya sebagai dampak pandemi.

Baca Juga: MU Perpanjang Kontrak dengan Pesaing de Gea, Dean Henderson Akui Tak Pernah Puas Jadi Pilihan Kedua

Teten Masduki menyebut sebagian pelaku UMKM yang sudah terhubung dalam pemasaran online dilaporkan mampu mempertahankan usahanya, beberapa bahkan mengalami peningkatan pendapatan meski diterpa pandemi.

“Kami juga menyambut peran Mastercard dalam memperkenalkan Mastercard Academy 2.0 (MA 2.0) sebagai wadah yang menciptakan keterampilan unggulan serta dapat memberdayakana masyarakat Indonesia agar mudah berhasil dalam penerapan ekonomi digital"

"Kami juga mendukung fitur pada pembahasan webinar Mastercard Academy 2.0 yang diperkuat melalui platform MicroMentor Indonesia,” ujar Teten Masduki.

Sinergi juga dilakukan dalam bentuk kegiatan pendampingan usaha melalui platform digital yang diawasi oleh Kemenkop UKM menggunakan platform MicroMentor Indonesia.

Pendampingan juga ditinjau langsung oleh para relwan mentor, yang fokus untuk mengembangkan bisnis digital serta diberi pelatihan keamanan siber yang diperuntukan bagi 30.000 UMKM di Indonesia berdasarkan aanggaran non APBN.

Baca Juga: Eri Cahyadi Didukung PDIP Jadi Cawalkot Surabaya, Tri Rismaharini: Nggak Apa, Biar Saya yang Turun

Sementara itu, Country Manager of PT Mastercard Indonesia, Navin Jain menyatakan kehadiran pandemi telah menunjukkan peningkatan ekonomi berbasis digital yang dinilai mampu menghalau berbagai kendala akibat sejumlah ketentuan pembatasan aktivitas di sektor ekonomi.

Di sisi lain para pelaku bisnis juga terus berupaya mempercepat perubahan ke arah digital guna terpenuhinya pengetahuan, keterampilan, dan alat-alat pendukung teknologi yang mendukung industri saat ini.

“Melalui pkelangsungan Mastercard Academy 2.0, Mastercard berupaya untuk mendukung gerakan Pemerintah Indonesia guna menciptakan situasi ekonomi bebrbasis digital yang inklusif, yang mau bekerja dan memberikan manfaat kepada seluruh orang, dimanapun, kapan pun,” tutur Navin Jaim.

Rencananya, MicroMentor di Indonesia akan menjangkau 50.000 pelaku UMKM serta kalangan professional bisnis hingga ditargetkan mampu menciptakan 35.000 kegiatan interaksi hingga tahun 2022 mendatang.

Pada Juni 2019 lalu, MicroMentor Indonesia pertama kali diluncurkan di tanah air sebagai platform mentoring pertama yang menyediakan pendampingan secara cuma-cuma dan dikembangkan oleh Mercy corps Indonesia.

Baca Juga: Puan Maharani Dituding Sindir Warga Sumatra Barat Usai Berharap Jadi Provinsi yang Dukung Pancasila

Platform tersebut digunakan untuk menghubungkan para relawan profesioanl dengan pelaku usaha yang sudah berpengalaman sebagai mentor.

Dalam masa periode satu tahun peluncuran, 1.400 wirausaha mikro kecil serta relawan mentor di Indonesia telah mendaftarkan diri di platform MicroMentor.

Berkisar di angka 40 persen, pengguna platfrom tersebut merupakan relawan aktif yang kemudian mampu menciptakan 1.200 koneksi mentoring yang saling terhubung.

Sejak saat itu, 89 persen wirausaha mengalami peningkatan keuntungan. Omzet usaha berada di kisaran angka 91 persen yang membuat mereka mampu bertahan selama tahun pertama bahkan mampu menciptakan 1.158 lapangan pekerjaan baru.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah