Ekonomi Indonesia di Triwulan III-2020 Minus 3,49 Persen, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Sebelumnya

- 5 November 2020, 16:06 WIB
Menteri Keungan (Menkeu) RI, Sri Mulyani.
Menteri Keungan (Menkeu) RI, Sri Mulyani. /Instagram/@smindrawati./

PR DEPOK - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa proses pemulihan ekonomi dan pembalikan arah (turning point) dari aktivitas-aktivitas ekonomi nasional menunjukan ke arah zona positif.

Perbaikan kinerja ekonomi tersebut ditandai dengan realisasi pada triwulan III-2020 yang tumbuh minus 3,49 persen atau lebih baik jika dibandingkan pada triwulan II-2020 yaitu minus 5,32 persen.

Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam konfrensi pers virtual melalui kanal YouTube Ministry of Finance Republic of Indonesia, Kamis 5 November 2020.

Baca Juga: Ditemukan Adanya Mutasi Covid-19 ke Manusia, Denmark Akan Musnahkan 17 Juta Cerpelai

“Pada triwulan ketiga 2020 perekonomian Indonesia tumbuh sebesar minus 3,49 persen secara tahun atau year on year. Hal ini lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar minus 5,32 persen,” kata Sri Mulyani, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Pernyataan itu disampaikan sehubungan dengan publikasi dari Biro Pusat Statistik atau BPS mengenai kondisi perekonomian pada kuartal III-2020.

“Seluruh komponen pertumbuhan ekonomi, baik dari sisi pengeluaran mengalami peningkatan maupun dari sisi produksi,” katanya.

Menurut Sri Mulyani, perbaikan kinerja perekonomian, didorong oleh adanya peran stimulus fiskal atau peran dari instrumen APBN di dalam penanganan pandemi Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga: Keunggulan Suara Mulai Menurun, Donald Trump dan Pendukungnya Sebarkan Kebohongan Pemilu di Medsos

Menkeu Sri Mulyani mengatakan bahwa dorongan stimulus fiskal dapat dilihat dari penyerapan belanja negara yang mengalami akselerasi atau peningkatan pada triwulan III yang tumbuh sebesar 15,5 persen.

Hal tersebut, kata dia, ditopang oleh realisasi bantuan sosial dan dukungan untuk dunia usaha terutama usaha menengah kecil.

“Rilis BPS juga mengkonfirmasi bahwa percepatan realisasi belanja negara yang meningkat sangat pesat pada triwulan ketiga telah membantu peningkatan atau pembalikan dari pertumbuhan konsumsi pemerintah yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,8 persen yoy (year of year),” katanya.

Menurut Menkeu Sri Mulyani, angka pertumbuhan 9,8 persen dari konsumsi pemerintah meningkat tajam dibandingkan triwulan II yang mengalami kontraksi 6,9 persen.

Baca Juga: Tanggapi Klaim Kemenangan Donald Trump, Pengamat Sebut Ada Kemiripan dengan Pilpres Indonesia 2019

“Jadi meningkatnya dari minus 6,9 persen melonjak menjadi tumbuh positif 9,8 persen, atau turning pointnya melebihi 17 persen,” ujarnya.

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan belanja pemerintah dalam rangka perlindungan sosial yang meningkat tajam terlihat dari tren perbaikan pada konsumsi rumah tangga pada triwulan III dari minus 5,5 persen menjadi minus 4 persen.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan bahwa konsumsi dari rumah tangga kelas atas masih terbatas.

Hal itu menurutnya, lantaran kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir dan karakter dari rumah tangga menengah atas didominasi oleh barang dan jasa yang sensitif terhadap mobilitas.

Baca Juga: Demonstrasi Pecah di Tengah Pilpres AS, Polisi Tangkap Puluhan Massa Rusuh di Portland dan New York

Sementara, sambungnya, dengan adanya Covid-19 mobilitas menjadi terbatas. Maka konsumsi kelas menengah atas juga menjadi tertahan.

Oleh sebab itu, upaya pemerintah untuk perbaikan penanganan Covid-19 dari berbagai indikator dan upaya untuk penemuan vaksin dan pemberian vaksin diharapkan akan mampu mengembalikan tren konsumsi rumah tangga terutama kelompok menengah atas.

“Sehingga perbaikan diharapkan dan diyakini akan terjadi pada kuartal ke IV dan seterusnya,” kata Menkeu Sri Mulyani.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x