PR DEPOK - Masih ingat dengan pemain sulap Pak Tarno yang dulu familiar dengan kalimat "dibantu ya, bim salabim jadi apa prok prok prok"?
Tingkahnya yang lucu, membuat Pak Tarno dahulu banyak diundang untuk main sulap di stasiun tv ataupun event off air.
Namun, kini nama Pak Tarno sudah redup seiring dengan sepinya job main sulap. Alhasil ia pun harus berupaya mencari penghasilan, meskipun akhirnya harus banting stir menjadi ahli pengobatan tradisional.
Baca Juga: Yakin Fadli Zon Akan Ditangkap Jika Terbukti Dukung Teroris, Dewi Tanjung: Negara Tak Boleh Takut
Hal tersebut diketahui saat Pak Tarno menjadi bintang tamu pada podcast milik Deddy Corbuzier yang videonya diunggah di kanal YouTube Deddy Corbuzier.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, Kamis 29 April 2021, Pak Tarno mengaku selama pandemi Covid-19, dirinya sudah jarang dapat panggilan untuk tampil main sulap di luar kota maupun di stasiun tv.
"Cuma ada satu program master show di RTV tiap minggu, kalau tidak ada Covid-19 saya kebanyakan di luar (kota), rame," ujarnya.
Oleh sebab itu, Pak Tarno mulai menekuni profesi lain, yakni mengobati orang sakit menggunakan air putih yang sudah disalawati.
"Air putih sama minyak didzikirin kemudian diusap dibagian yang sakit, insya Allah sembuh," kata Pak Tarno menambahkan.
Lebih lanjut, ia mengaku kemampuannya mengobati orang sakit dengan metode tradisional sebenarnya sudah dilakoninya sejak lama, bahkan sebelum menjadi pesulap.
Penyakit yang mampu disembuhkannya pun, dikatakan Pak Tarno, bermacam-macam yakni mulai dari demam, jantung hingga kanker.
Baca Juga: Kabar Baik, Menkeu Sri Mulyani Pastikan THR bagi PNS, TNI, dan Polri Akan Cair pada Waktu Ini
Saat ditanya mengapa dia tak menekuni karir saja sebagai ahli pengobatan alias dukun dan malah memilih menjadi pesulap, Pak Tarno menjawab karena sulap bikin orang gembira.
"Begini master, sulap itu gembira-gembira, joget-joget, senang-senang, kalau mengobati (pasien) itu zikir terus, sampai berbusa (mulut) dan harus puasa 3 tahun," ujarnya menjelaskan.
Tak hanya itu alasannya, Pak Tarno menuturkan bahwa lebih memilih menjadi pesulap karena honor yang didapatnya jauh lebih tinggi ketimbang menjadi dukun.
"Kalau artis (pesulap) kan sejam aja sudah jutaan, kalau ngobatin, maaf yah 100 ribu aja tidak sampai kadang-kadang, tidak tentu sih, kan saya mengobati seikhlasnya, kalau orang gak punya saya juga tidak minta bayaran," kata dia.
Soal honor yang diterimanya ketika menjadi pesulap, pria berusia 70 tahun ini mengaku tak mematok harga, tergantung siapa yang mengundangnya.
"Saya gak kasih harga, kalau sama orang kaya, ibarat perusahaan-perusahaan yach sampai 10 (juta) sih, kalau yang rumahnya kecil-kecil masa tega sih minta 10 (juta), paling 4 atau 5 (juta)," tuturnya.
Bahkan, menurut Pak Tarno, dirinya ikhlas apabila diberi honor di bawah itu yang terpenting bisa menghibur serta mendapatkan pahala.
"Saya kan jadi pesulap jadi pengen bagi-bagi biar dapat pahala, saya mikirnya mumpung masih hidup di dunia yach sebesar-besarnya (cari) pahala," ucap Pak Tarno.***