8 Tumbuhan Baru Ditemukan LIPI, Beberapa Spesies Diantaranya Jenis Bunga Anggrek

18 April 2021, 20:51 WIB
Illustrasi tanaman cocor bebek. /

PR DEPOK - 2 orang peneliti pada Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI menyebutkan ada 8 spesies tumbuhan unik baru ditemukan di Indonesia sepanjang tahun 2020.

Kedua peneliti itu adalah Dr Destario Metusala, M.Sc dan Wisnu Handoyo Ardi, M.Si.

Penemuan baru 8 spesies tumbuhan baru tersebut merupakan hasil dari penelitian kolaborasi bersama.

“Hasil dari penelitian kolaborasi bersama berbagai pihak mulai dari akademisi, peneliti dalam dan luar negeri, filantropis lingkungan, hingga staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menghasilkan empat publikasi untuk spesies tumbuhan baru di antaranya Bulbophyllum acehense, Dendrobium rubrostriatum, Nepenthes putaiguneung, dan Dendrobium sagin,” kata Destario Metusala sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Minta Polisi Agar Jozeph Paul Zhang Diproses Hukum, Cholil Nafis: Orang Itu Arogan dan Sombong Keterlaluan

Sementara itu, Wisnu Handoyo Ardi menjelaskan bahwa ada 4 spesies tanaman baru yang telah dipublikasi yaitu Begonia enoplocampa, Begonia tjiasmantoi, Begonia sidolensis, dan Etlingera tjiasmantoi.

Menurutnya, spesies-spesies baru tumbuhan unik asil Indonesia itu diterbitkan pada jurnal ilmiah nasional maupun internasional di sepanjang 2020.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan umum dari 8 jenis spesies tumbuhan baru yang dimaksudkan.

Baca Juga: Link Live Streaming Manchester United Vs Burnley, Minggu 18 April 2021 Pukul 22.00 WIB

1. Bulbophyllum acehense

Spesies ini merupakan tumbuhan anggrek epifit yang tumbuh alami di pegunungan hutan Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Anggrek tersebut memiliki perbungaan tunggal yang bermunculan dari bagian ruas-ruas rhizomnya.

Ciri-cirinya, bunga berwarna kuning cerah mengkilap berlilin, berukuran 1,7-2 cm dengan corak halus garis-garis kuning yang lebih pekat. Bagian lateral sepal bunga terpilin kuat ke belakang.

Tidak hanya itu, ada keunikan pada bagian bibir bunganya yang menekuk tajam ke bawah seperti pengait.

2. Dendrobium rubrostriatum

Dendrobium rubrostriatum merupakan anggrek epifit yang tumbuh menempel di kulit batang pepohonan.

Tumbuhan itu ditemukan di hutan dataran rendah Kalimantan Barat pada ketinggian 200-300 meter (m).

Ciri-cirinya, memiliki susunan daun berevolusi secara unik membentuk seperti gergaji pipih dengan panjang total hingga mencapai 43 cm.

Sepal petal bunga anggrek ini berwarna dasar krem dengan garis garis memanjang merah keunguan.

Meskipun demikian, observasi selanjutnya menunjukkan bahwa sebaran anggrek epifit itu mencapai kawasan Sarawak dan Sabah di Malaysia.

Baca Juga: Kontroversi Unggahan YouTube Jozeph Paul Zhang, Wamenag: Ucapan Paul Zhang Dapat Melukai Umat Islam

3. Nepenthes putaiguneung

Nepenthes putaiguneung merupakan spesies tumbuhan karnifora yang lebih dikenal dengan nama tumbuhan kantung semar atau periuk monyet.

Nama “putai guneung” berasal dari bahasa lokal Kerinci, yaitu “putai” (puteri) dan “guneung” (gunung) yang merujuk dari keanggunan sosok spesies dataran tinggi itu yang menyerupai puteri gunung.

Bunga ini diduga endemik Pulau Sumatera dan memerlukan perlindungan khusus dari perubahan habitat serta ancaman pengkoleksian tak terkendali.

4. Dendrobium sagin

Dendrobium sagin adalah anggrek spesies baru yang berbunga indah dari hutan alami di Papua Barat.

Penelitian tumbuhan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Reza Saputra selaku first author.

Meskipun berbunga indah dan berwarna cerah, masa mekar bunga anggrek itu tidak bertahan lama, yaitu sekitar 1-2 hari saja.

Nama “sagin” diambil dari bahasa lokal suku Moi di Papua Barat yang memiliki arti “rambut”, yaitu merujuk pada tonjolan khas menyerupai rambut di bagian bibir bunganya.

5. Begonia enoplocampa

Begonia enoplocampa adalah tumbuhan yang hanya dijumpai di Pulau Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Ciri-cirinya memiliki batang yang berupa rhizome, daun berbentuk bundar telur melebar dengan tepian daun bergigi hingga bercangap.

Nama spesies baru Begonia tersebut diambil dari Bahasa Yunani, yaitu énoplos (νοπλος=senjata, bersenjata) dan kámpë (κμπη=ulat), merujuk pada karakter rhizome dan daun penumpunya dengan rambut yang bercabang-cabang, yang jika diperhatikan seksama akan sangat mirip dengan ulat hijau berduri yang gatal.

Baca Juga: Pemkot Depok Akan Tindak Tegas Ondel-Ondel di Jalanan karena Hal Ini

6. Begonia tjiasmantoi

Tanaman ini merupakan spesies endemik pulau Sulawesi.

Ciri-cirinya berperawakan kecil dengan tinggi hanya sekitar 15 cm, daun berbentuk elips dengan warna kecoklatan disertai hijau terang pada permukaan atas daunnya.

Begonia tjiasmantoi hanya dapat ditemukan di wilayah kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat.

Nama spesies ini diberikan sebagai penghargaan kepada filantropis lingkungan Wewin Tjiasmanto, dari Yayasan Konservasi Lahan Basah atas dukungannya terhadap pelestarian flora di Indonesia.

Begonia tjiasmantoi merupakan salah satu Begonia yang terunik di Sulawesi karena memiliki kombinasi karakter yang jarang ditemukan di Begonia spesies lainnya di Sulawesi.

Perlu diketahui, spesies endemik ini semakin terancam karena habitatnya yang sebagian besar telah dikonversi menjadi perkebunan kopi.

Baca Juga: Sementara Vaksin Nusantara Tuai Polemik, Vaksin Merah Putih Dipastikan Segera Siap Diproduksi di Awal 2022

7. Begonia sidolensis

Begonia sidolensis adalah spesies tanaman endemik Sulawesi Tengah yang hanya dapat dijumpai di sekitar kawasan puncak Gunung Sidole, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.

Nama epithet spesies ini menggunakan nama Gunung dimana spesies ini tumbuh dan ditemukan, yaitu Gunung Sidole.

Penemuannya merupakan hasil kolaborasi penelitian dengan mahasiswa Universitas Tadulako, Eka Putri Dayanti yang saat itu tengah mengerjakan tugas akhirnya yaitu tentang ekologi Begonia di Gunung Sidole.

Ciri-cirinya yaitu perawakan kecil dengan batang yang tumbuh menjalar di atas permukaan tanah. Selain itu, memiliki daun kecil berbentuk bundar telur berwarna kemerahan disertai bercak atau semburat berwarna hijau keperakan.

Bunganya berwarna merah muda dan berukuran relatif besar jika dibandingkan dengan proporsi ukuran daunnya.

Baca Juga: Dugaan Penistaan Agama oleh Jozeph Paul Zhang, Penyidik Bareskrim Bersama Interpol akan Buru Terduga

8. Etlingera tjiasmantoi

Etlingera tjiasmantoi adalah satu spesies dari suku jahe-jahean (Zingiberaceae) yang saat ini hanya ditemukan di hutan pegunungan wilayah Tentena, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Spesies Etlingera tjiasmantoi terlihat mirip dengan kerabatnya Etlingera flexuosa, namun dapat dengan mudah dibedakan pada tangkai anak daunnya yang lebih panjang, buah yang berbentuk bulat telur sungsang dan tidak berduri.

Nama spesies ini diberikan sebagai penghargaan kepada filantropis lingkungan Wewin Tjiasmanto, dari Yayasan Konservasi Lahan Basah atas dukungannya terhadap pelestarian flora di Indonesia.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler