Miliki Kandungan Antibodi, ASI Eksklusif Bantu Tingkatkan Kekebalan Bayi dari Paparan Covid-19

8 Agustus 2021, 18:15 WIB
Ilustrasi Asi. /Int

PR DEPOK – Pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi ibu menyusui untuk tetap memberikan ASI kepada buah hatinya.

Selain itu (ASI) eksklusif disebut dapat meningkatkan kekebalan bayi dari paparan Covid-19.

Sebab menyusui secara signifikan mampu meningkatkan kesehatan, perlindungan maupun kesejahteraan untuk ibu, bayi maupun keluarga.

Baca Juga: Pemerintah Beri Kesempatan untuk Daftar Bansos 2021, Kesempatan untuk Masyarakat Terdampak Mendapatkan Bantuan

Selain itu Satgas ASI Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Wiyarni Pambudi menyebutkan ibu menyusui yang terkonfirmasi Covid-19 tetap bisa memberikan ASI Eksklusif untuk buah hatinya.

Justru berdasarkan hasil penelitian, ASI pada ibu positif Covid-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi.

“Pada ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI nya, mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin dll yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2. Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas Covid-19 kepada bayinya,” kat Wiryani yang dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari laman resmi Kemenkes pada Minggu, 8 Agustus 2021.

Wiyani juga menambahkan, aktivitas antibodi sIgA spesifik SARS-CoV-2 dan IgG spesifik dalam air susu penyintas Covid-19 mampu bertahan selama 7-10 bulan pasca infeksi.

Baca Juga: Arab Saudi Mulai Terima Kembali 2 Juta Jemaah Umrah dari Luar Negeri yang Telah Divaksinasi

Selain itu peningkatan kekebalan tubuh juga ditemukan pada ibu menyusui yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Bahkan kadar antibodinya telah meningkat sejak 14 hari pasca penyuntikan pertama.

“Pada ibu yang telah divaksinasi Covid-19 ditemukan kadar antibodi sIgA spesifik SARS-CoV-2 dalam ASI meningkat pesat dalam waktu 14 hari pasca vaksinasi dosis pertama, semakin kuat setelah minggu ke-4 dan terukur lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6,” jelasnya.

Selain itu dalam dua kondisi tersebut pihaknya berharap agar dukungan dan semangat terhadap ibu menyusui untuk memberikan ASI Eksklusif kepada buah hatinya terus lakukan terutama saat pandemic Covid-19.

Sebab, selain sebagai sumber makanan utama, ASI juga penting untuk melindungi bayi dari paparan Covid-19.

Baca Juga: 'Kru' Mata Najwa Buat Penonton Salah Fokus, Najwa Shihab Kenalkan 'Cimol' ke Publik: Tugas Dia Ngehibur

Satgas Covid-1 juga telah mencatat hingga akhir Juli 2021 sebanyak 447 anak berusia dibawah 1 tahun meninggal akibat Covid-19, yang mana 16% diantaranya adalah bayi baru lahir.

Oleh karena itu, aktivitas menyusui tidak boleh terputus kendati ibu menyusui memiliki kontak erat meskipun telah terkonfirmasi Covid-19. ASI tetap dapat diberikan dengan tetap melakukan protocol kesehatan ketat dan tidak mengalami gejala yang berat.

“Menyusui tidak boleh terputus apapun status ibu. Apabila kondisinya tidak memungkinkan, ibu yang positif dan dirawat harus didukung agar bisa memerah ASI. Jika ibu masih kuat, lanjutkan dengan tetap mengikuti protokol pencegahan Covid-19,” tuturnya.

Namun apabila seorang ibu merasa dirinya lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk menyusui langsung, maka bayi dapat diberikan ASI perah (ASIP) baik oleh ibu maupun anggota keluarga yang lain.

Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kartini Rustandi sendiri mengatakan perlu dukungan baik dukungan moral, spiritual maupun kebijakan kepada ibu menyusui agar tetap bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayinya apapun status kesehatan ibu.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Kemenkes

Tags

Terkini

Terpopuler