PR DEPOK - Meski sudah terbilang terik, pukul 12.00 siang ternyata adalah waktu terbaik untuk tubuh terpapar sinar matahari.
Waktu tersebut mampu memicu paparan matahari mengaktifkan vitamin D yang ada dalam tubuh demi mencegah defisiensi atau kekurangan vitamin D.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI), Jeffri Aloys Gunawan mengatakan, panjang gelombang sinar UVB dengan 280-300 nanometer dapat diperoleh pada siang hari selama pukul 10.00 hingga 13.00.
Namun waktu terbaik tetap pukul 12.00 untuk mengaktifkan vitamin D secara optimal.
Sementara untuk durasi yang direkomendasikan yakni selama 10 sampai 30 menit.
Agar vitamin D dapat dihasilkan dengan baik, selama berjemur disarankan untuk tidak mengaplikasikan tabir surya dengan kandungan SPF lebih dari 15.
Pakaian yang dikenakan pun sebaiknya tidak menutupi seluruh bagian kulit. Tetapi bila tidak memungkinkan, maka bisa menggunakan baju dengan bahan yang tipis.
Sebelum itu, pastikan berjemur di bawah matahari langsung dan bukan ruangan dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah pintu atau jendela.
"Kalau pakai kaca UVB terhalang, terganggu kerjanya, tidak seperti UVA. Inilah kenapa kita sebaiknya sinar matahari dari outdoor," tutur Jeffri sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Di sisi lain, meski Indonesia termasuk negara tropis dengan paparan sinar matahari yang cukup, faktanya masih banyak ditemukan kasus dari beragam kelompok usia yang mengalami defisiensi vitamin D.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Pertama yang Dilihat Ungkap Cara Anda Melihat Situasi
Berbagai alasan seperti salah satunya gaya hidup yang dinamis membuat mereka sulit konsisten untuk berjemur di waktu yang tepat.
Untuk mencegah defisiensi, memeriksakan kadar vitamin D dapat menjadi pilihan terbaik demi memastikan kondisi kekebalan tubuh, keseimbangan kalsium, dan terhindar dari risiko penyakit kronis.***