PR DEPOK - Tidak jarang menemui seseorang yang menggunakan jaket ketika berolahraga di pagi atau siang hari.
Bagi sebagian masyarakat, berolahraga menggunakan jaket mungkin dapat menjaga suhu tubuh tetap hangat apabila cuaca sedang dingin atau hujan.
Tetapi, alasan berolahraga menggunakan jaket yang paling sering didengar yaitu dapat menghasilkan keringat lebih banyak ketimbang tak memakai jaket.
Pola pemikiran untuk menggunakan jaket ketika sedang berolahraga hampir tertanam bagi sebagian masyarakat.
Namun, dokter spesialis penyakit dalam dr. Umar Nur Rachman, Sp.PD membeberkan fakta bahwa berolahraga menggunakan jaket sejatinya tidak dianjurkan.
Dia mengungkapkan bahwa keringat yang dihasilkan bukanlah berupa lemak dan sebagainya, melainkan bentuk kadar air dalam tubuh, sehingga dengan banyaknya keringat yang dikeluarkan, dehidrasi tak bisa dihindarkan.
Baca Juga: Ferdinand: Bangsa Ini Semakin Gaduh Sejak Anies dan Pendukungnya Mainkan Isu Kebencian
"Nah ini kadang-kadang masyarakat masih belum paham ya. Mereka beranggapan kalau aku berkeringat, maka aku sudah olahraga. Terus dia olahraganya pakai jaket," kata Umar dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Rabu, 17 November 2021.
"Meskipun dia ditimbang turun berat badannya, keringat itu adalah kadar air di dalam tubuh yang keluar," ujar dia menambahkan.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa poin utama dalam berolahraga bukanlah jumlah keringat yang keluar, melainkan jumlah denyut nadi setelah berolahraga, ada perubahan atau justru tidak.
"Yang menjadi target dalam olahraga itu adalah denyut nadi maksimal. Denyut nadi maksimal itu kalau intensitas olahraga kita sekitar 70 persen dari denyut nadi maksimal," bebernya.
Selain itu, ia mengingatkan untuk berolahraga secara teratur, disarankan tiga sampai lima kali dalam seminggu dengan durasi yang berkisaran 30 menit.
"Olahraga teratur ini sifatnya harus continue ya. Kalau disarankan sih 3 sampai 5 kali seminggu ya. Durasinya berkisar antara 30 menit dengan pemanasan dan pendinginan," tutur Umar.***