Hasil Studi Baru: Suplemen Vitamin D dan Minyak Ikan Mengurangi Risiko Kondisi Autoimun dan Covid-19

5 Februari 2022, 22:00 WIB
Sebuah hasil studi baru menyebut vitamin D dan minyak ikan mengurangi risiko kondisi autoimun dan Covid-19. /Pixabay/ClusterX/

PR DEPOK - Baru-baru ini, para peneliti telah menyelidiki hubungan antara vitamin D dan suplementasi minyak ikan dan timbulnya penyakit autoimun.

Para peneliti menemukan hubungan antara mengonsumsi kedua suplemen, terutama vitamin D, selama 5 tahun dan penurunan tingkat penyakit autoimun.

Para peneliti mengingatkan bahwa orang harus mengonsumsi suplemen vitamin D sesuai dengan resep dokter.

Suplemen vitamin D, juga dikenal sebagai vitamin "sinar matahari", yaitu adalah vitamin yang larut dalam lemak yang ada dalam dua bentuk utama, D-2 dan D-3.

Baca Juga: Syahganda Nainggolan Sebut Napoleon Bonaparte Ketawa pada Saat Munarman Ditangkap: Nggak Percaya Teroris

Bentuk vitamin D, sebagai mikronutrien esensial yang terutama berasal dari sinar matahari.

Dua puluh hingga tiga puluh menit paparan sinar matahari tengah hari pada sebagian besar kulit yang terpapar dapat menghasilkan sekitar 10.000 hingga 20.000 IU vitamin D-3.

Vitamin D penting untuk perkembangan tulang dan gigi serta fungsi reguler sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, sebuah penelitian menunjukkan hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dan kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Kekurangan Vitamin D Meningkatkan Risiko Covid-19 Parah Menurut Studi Baru di Israel

Dalam sebuah hasil studi baru, para peneliti telah menetapkan bahwa adalah bermanfaat untuk memeriksa kadar vitamin D ketika menilai risiko kardiovaskular seseorang.

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari laman Medical News Today, gangguan autoimun adalah kondisi kronis di mana kekebalan atau imun tubuh menyerang tubuhnya sendiri meskipun tidak ada infeksi .

Adapun beberapa kondisi autoimun, seperti penyakit tiroid autoimun, diabetes tipe 1, penyakit radang usus,sklerosis ganda, psoriasis serta rheumatoid arthritis (RA)

Baca Juga: Benarkah Haji Faisal Meminta Tarif Rp5 Juta untuk Wawancara? Begini Penjelasannya Menurut Ayah Fuji

Kondisi autoimun adalah hal yang paling umum menyerang pasien yang terkena Covid-19.

Hingga saat ini, gangguan autoimun tidak ada obatnya, dan seseorang hanya dapat mengatasi gejalanya saja.

Beberapa studi baru telah menemukan bahwa vitamin D dan minyak ikan omega-3 dapat mengatur gen yang terlibat dalam peradangan dan respon imun bawaan.

Menurut peneliti dari Bar Ilan University dan Galilee Medical Center, Israel menemukan bahwa vitamin D dapat menurunkan risiko Covid-19 dan menghambat perkembangan penyakit.

Baca Juga: Fadli Zon Sentil Luhut yang Tolak Permintaan Anies untuk Hentikan PTM di Jakarta: Gunakan Akal Sehat Pak

Sementara itu, sebuah penelitian di Denmark menemukan bahwa risiko RA menurun sebesar 49 persen untuk setiap peningkatan 30 gram (g) asupan ikan berminyak harian.

Uji klinis diperlukan untuk menentukan apakah suplemen vitamin D atau omega-3 benar-benar bermanfaat bagi orang dengan penyakit autoimun.

Dalam sebuah studi baru-baru ini, para peneliti dari Boston di Amerika Serikat menyelidiki hubungan antara vitamin D dan suplemen asam lemak omega-3 dan timbulnya penyakit autoimun dalam uji coba terkontrol plasebo secara nasional.

Baca Juga: Hasil Studi Baru di Israel: Vitamin D Sebagai Strategi Kesehatan Masyarakat untuk Menurunkan Risiko Covid-19

Mereka menemukan bahwa suplementasi vitamin D menyebabkan tingkat 22% lebih rendah terkena penyakit autoimun.

Selain itu, suplementasi asam lemak omega-3 menyebabkan risiko penyakit autoimun 15% lebih rendah, meskipun hasil ini tidak signifikan secara statistik.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Medical News Today

Tags

Terkini

Terpopuler