Apa Itu Mata Juling? Simak Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

4 Juni 2022, 18:25 WIB
Ilustrasi mata juling. /PourquoiPas/Pixabay

PR DEPOK – Banyak kalangan yang belum memahami penyebab, gejala, dan cara mengobati mata juling.

Komplikasi utama mata juling adalah ketidakmampuan otot mata untuk terpaku pada objek tertentu yang menyebabkan diplopia atau penglihatan ganda pada orang dewasa.

Menurut Dr Priyanka Singh (MBBS, MS, DNB, FAICO), konsultan sekaligus ahli bedah mata di New Delhi menjelaskan bahwa mata juling adalah ketidaksejajaran atau asimetri salah satu atau kedua mata.

Baca Juga: 14 Manfaat Alpukat, dari Kesehatan Mata hingga Diet Sehat

Kondisi ini juga dikenal sebagai Strabismus dan dapat terjadi pada semua kelompok umur, pada anak-anak maupun orang dewasa.

Ia lantas menjelaskan sejumlah kondisi yang terkait dengan mata juling, di antaranya:

Kondisi saat mata berputar ke dalam (Esotropia).

- Kondisi saat mata mengarah ke luar (Exotropia).

Baca Juga: Berbahaya Serupa Rokok Biasa, Ternyata Ini Kandungan Racun yang Terdapat pada Vape

- Kondisi saat mata menoleh ke atas (Hipertropia).

- Kondisi saat mata mengarah ke bawah (Hipotropia).

Adapun kondisi mata juling dapat bersifat intermiten yang artinya terjadi pada jam-jam tertentu dalam sehari.

Akan tetapi, dalam beberapa kasus dapat bersifat konstan yang artinya kejadiannya berlangsung terus menerus sepanjang hari.

Baca Juga: 7 Tips Berhenti Merokok untuk Menjalani Hidup Sehat

Penyebab mata juling

1. Pada anak-anak

Kondisi mata juling pada anak-anak disebabkan penglihatan lemah atau kelainan refraksi.

Sementara itu, mata juling nonrefraksi disebabkan di antaranya:

– Penyakit saraf yang menyebabkan kelemahan otot mata.

Baca Juga: Kanker Prostat: Mengombinasikan Terapi Dapat ‘Memperpanjang Kelangsungan Hidup’

– Gangguan herediter, yang berarti diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara genetik.

2. Pada orang dewasa

Kondisi mata juling pada orang dewasa efeknya termasuk trauma pada saraf yang memasok otot mata. Penyebabnya karena lesi otak, diabetes, dan BP tinggi.

Baca Juga: 5 Jenis Minuman Ini Dapat Membantu Meringankan Asam Lambung, Salah Satunya Air Kelapa

3. Pada bayi kurang dari 20 minggu

Kondisi mata juling pada bayi bisa muncul namun mungkin hilang dengan bertambahnya usia dengan sendirinya seiring dengan peningkatan penglihatan.

“Jika eye-crossing berlanjut setelah usia 4 bulan, kunjungan ke dokter mata adalah suatu keharusan,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Indian Express.

Baca Juga: Tak Hanya Cocok untuk Rujak, Buah Kedondong Ternyata Miliki Manfaat untuk Kesehatan Tubuh

Apa yang terjadi jika penyakit berlanjut?

Komplikasi utama mata juling adalah ketidakmampuan otot mata untuk terpaku pada objek tertentu yang menyebabkan diplopia atau penglihatan ganda pada orang dewasa.

“Di sisi lain, pada anak-anak, hal itu dapat menyebabkan penekanan mata yang terkena yang mengakibatkan hilangnya penglihatan, hilangnya stereopsis yaitu persepsi kedalaman dan kebutaan yang pada tahap kehidupan selanjutnya hampir tidak mungkin untuk diperbaiki. Kondisi ini disebut dengan ambliopia atau mata malas,” katanya.

Baca Juga: Cara Cek Daftar Nama Penerima PKH Juni 2022, Simak Kriteria Penerima Bantuan Tunai Rp3 Juta

Gejala-gejala mata juling

Mata juling bisa terjadi akibat anak menonton TV atau membaca buku dari sangat dekat juga dapat menyebabkan mata juling.

Selain itu, meremas mata sering mengucek mata, mata berkedip atau berkedut juga harus diperhatikan.

Baca Juga: Cara Cek Daftar Nama Penerima PKH Juni 2022, Simak Kriteria Penerima Bantuan Tunai Rp3 Juta

Mengabaikan tanda dan gejala menyebabkan berbagai komplikasi. Beberapa komplikasi di antaranya:

- Pengurangan permanen dalam penglihatan, menyebabkan mata malas.

- Peningkatan juling.

- Harga diri rendah di usia lanjut.

Baca Juga: Bantuan Kemensos 2022 Tidak Bisa Cair? Catat, Ini Nomor Aduan untuk Lapor Kendala Pencairan Bansos

- Kemungkinan jatuh pada orang dewasa karena diplopia (penglihatan ganda).

Cara mengatasi mata juling

Perawatan dasar didasarkan pada 4 prinsip dan langkah-langkah, di antaranya:

1. Pemeriksaan dilatasi dan pemeriksaan daya refraksi dilanjutkan dengan pemberian kacamata atau lensa kontak.

2. Pembentukan kembali kesejajaran okular baik dengan prisma atau dengan pembedahan atau dengan suntikan botox (pada orang dewasa).

Baca Juga: Ada BLT Anak Usia Dini Rp3 Juta, Cek Penerima Bansos PKH di Situs cekbansos.kemensos.go.id

3. Menghilangkan diplopia dan peningkatan stereopsis dengan latihan mata.

Push-up pensil berbasis rumah adalah latihan mata yang sangat baik (HBPP) untuk meningkatkan keselarasan mata.

4. Koreksi amblyopia (mata malas) dengan menambal mata normal yang mendorong mata yang lemah untuk bekerja lebih keras dan meningkatkan penglihatan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Indian Express

Tags

Terkini

Terpopuler