Waspada Penyakit Antraks, Bisa Ditularkan dari Hewan ke Manusia

6 Juli 2023, 13:58 WIB
Apa Itu Antraks? Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia /Pexels/

PR DEPOK - Kasus Antraks perdana ditemukan pada 2023, di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, seperti yang dilaporkan Kemenkes pada 4 Juli 2023.

Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi kita, karena penyakit Antraks bisa ditularkan dari hewan ke manusia yang bisa berakibat fatal.

Untuk lebih waspada, berikut ini PikiranRakyat-Depok.com telah merangkum informasi lengkap yang harus diketahui soal penyakit Antraks.

Baca Juga: Bukan Hanya Dugaan Penistaan Agama, Panji Gumilang Disangkakan Pasal 45a UU ITE

Apa itu Antraks?

Antraks adalah penyakit infeksi akut yang biasanya menyerang hewan mamalia, dan beberapa spesies burung, terutama herbivora. Hewan ternak yang sering terjangkiti antraks adalah sapi, kerbau, domba, dan babi.

Penyakit Antraks ini disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis, dan termasuk salah satu penyakit bersifat zoonosis, yaitu bisa ditularkan dari hewan ke manusia, begitu pun sebaliknya.

Bakteri Bacillus Anthracis ini, memiliki kemampuan membentuk spora yang tahan terhadap perubahan iklim, dan mampu bertahan di tanah selama bertahun-tahun, sehingga sulit untuk dihilangkan. Spora tersebut, merupakan sumber penularan pada hewan ternak yang masuk melalui saluran pencernaan.

Baca Juga: Cara Mendaftar dan Pakai Aplikasi Instagram Threads

Basil Antraks mampu menghasilkan racun, yang menyebabkan kematian walaupun telah diberikan antibiotik.

Penularan Antraks dari Hewan ke Manusia

Proses penularan penyakit antraks, dari hewan ke manusia tidak harus secara langsung. Tanah bekas hewan mati akibat antraks pun, menjadi sangat berbahaya.

Bakteri Bacillus Anthracis mudah masuk ke dalam tubuh manusia, bisa dengan menghirup (menghisap) spora bakteri atau pun melalui luka atau kulit yang mengelupas walaupun kecil. Kasus seperti ini, banyak terjadi di daerah pertanian dan perindustrian yang memproduksi produk dari kulit hewan.

Baca Juga: Bocoran Miraculous Brothers Episode 4 Serta Link Nonton Gratis, Kang San Dapat Petunjuk Soal Identitas Aslinya

Selain itu, memakan daging hewan yang terkontaminasi antraks pun, bisa menjadi penyebab penularan antraks dari hewan ke manusia.

Varian dan Gejala Klinis Antraks

Terdapat 3 varian antraks, berdasarkan cara penularannya, yaitu antraks cutaneous (kulit), antraks paru, dan antraks usus.

Adapun gejala klinis tiap varian, adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Ikuti Jalan Cristiano Ronaldo, Simak 10 Pesepakbola Top Eropa yang Pindah ke Liga Arab Saudi

A. Antraks Cutaneous (kulit)

Gejala yang ditimbulkan, berupa:

- Rasa gatal yang dirasakan pada kulit.

- Lesi/luka yang khas (pustula maligna), dan dalam 2-6 hari berubah menjadi jaringan parut hitam (eschar) yang dikelilingi oleh edema sedang hingga berat.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Cafe Nuansa Alam dan Vintage yang Cocok Buat Ngopi di Boyolali, Catat Lokasi dan Nama IG

- Rasa sakit tidak terasa, kecuali terjadi infeksi sekunder.

B. Antraks Inhalation (Paru)

Gejala yang ditimbulkan, berupa:

- Gejala awal sangat ringan dan tidak spesifik, seperti demam, lemas, batuk ringan dan sakit dada.

Baca Juga: Resmi Ucapkan Selamat Tinggal Chelsea, Mason Mount: Saya Tahu Anda Tidak Senang dengan Keputusan ini

- Gejala akut bisa berupa gangguan pernafasan, demam dan syok.

- Dan dapat menimbulkan komplikasi diantaranya meningitis.

C. Antraks Gastrointestinal (Pencernaan)

Gejala yang ditimbulkan, berupa:

Baca Juga: 7 Juli Merayakan Apa? Ada Hari Perdamaian dan Cinta Internasional, Simak Sejarahnya

- Radang usus akut, mual-mual, muntah, gangguan menelan, demam, nyeri perut, muntah darah, dan diare berat.

- Antraks usus menyebabkan 25-60% penderitanya meninggal dunia.

- Terjadi pembengkakan kelenjar limfe leher dan sekitarnya.

Baca Juga: Gedung Putih Dievakuasi Usai Penemuan Kokain, Pasukan Keamanan Presiden AS Turun Tangan

Adapun langkah yang bisa dilakukan, dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit antraks, adalah sebagai berikut.

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Antraks

1. Melakukan vaksinasi disertai monitoring hewan yang masuk dan keluar di daerah endemi antraks.

2. Melaporkan ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, jika menemukan hewan yang terlihat sakit atau mati mendadak dengan mengeluarkan darah dari lubang-lubang kumlah, seperti mulut, telinga hidung, dan anus.

Baca Juga: Bareskrim Polri Periksa 14 Saksi Kasus Al Zaytun, Temukan Dugaan Pelanggaran Hukum Tambahan

3. Memisahkan hewan yang sakit.

4. Tidak menyembelih hewan yang menunjukkan gejala sakit.

5. Tidak melakukan pembedahan pada hewan yang mati mendadak.

Baca Juga: Cek Nominal dan Penerima Bansos PKH dan BPNT pada Juli 2023 di cekbansos.kemensos.go.id

6. Memusnahkan bangkai hewan yang diduga mati karena antraks, dengan membakar hangus dan atau mengubur dalam lubang sekurang-kurangnya sedalam 2 meter. Kemudian, berikan tanda dan hindari adanya hewan pemakan daging, dan perluasan penyakit melalui serangga dengan menggunakan obat anti serangga.

7. Hasil produksi dari hewan terduga antraks tidak boleh dikonsumsi atau digunakan, dan harus segera dimusnahkan.

Itulah penjelasan singkat mengenai penyakit Antraks, yang patut kita waspadai, karena bisa menularkan dari hewan ke manusia.***

Editor: Nur Annisa

Tags

Terkini

Terpopuler