PR DEPOK - dr. Richard Lee dalam podcastnya kaget mengetahui bahwa air minum galon merk terbesar yang sudah beredar di Indonesia selama bertahun-tahun mengandung zat beracun BPA yang dapat mengakibatkan permasalahan kesehatan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh guru besar dari Universitas Airlangga oleh Prof. Junaidi Khotib S.Si.,M. Kes., Ph.d., Apt., bahwa air minum yang dalam penggunaanya masih menggunakan galon yang ber polikarbonat atau BPA, sangat beresiko bagi kesehatan untuk jangka waktu yang panjang, terlebih untuk anak-anak.
Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan pada penelitian hewan coba pada masa prenatal atau kehamilan dan mengakibatkan gangguan fungsional atau perubahan perilaku pada hewan tersebut.
“Kalo kita liat, perilaku yang berbeda pada hewan coba, mulai dari activity lokomoternya. Jadi aktivitas lokomotorik pada hewan coba itu berbeda, yang semula hewan normal kemudian menjadi sangat acak.
"Sehingga kalau kita lihat dari beberapa referensi, yang terkait pada lokomoter itu kalau pada anak, sebenarnya sama dengan ADHD, gangguan kecemasan mental, kecemasan, mimpi buruk, jadi seperti itu,” kata Junaidi pada podcast dr. Richard Lee.
Air minum galon yang hampir 70 persen menguasai pasar di Indonesia, disebutkan bahwa masih menggunakan galon yang didalamnya mengandung BPA yang dapat menyebabkan resiko kanker, yang dimana penggunaan galon di negara Eropa sudah dilarang.
Dan di sebagian besar negara-negara luar sudah ada regulasi yang sudah jelas terkait penandaan pada suatu produk yang mengandung BPA.
BPA sendiri adalah singkatan dari Bisfenol A yang dapat mengganggu fungsional dari hormon, sehingga peluang terjadinya penyakit kanker dan penyakit degeneratif.
Baca Juga: Link Streaming dan Jadwal Tayang Film G30S PKI di TV Nasional Hari Ini, 30 September 2023
Atau merupakan chemical yang akan mengganggu fungsional dari endogreen, berarti sistem hormonal yang ada dalam tubuh.
“Kalau dilihat pada endogren, maka ada beberapa hormon yang memang ketika fisiologisnya terganggu, maka misalnya apakah itu kanker pada obes cancer, kanker pada darah, kanker pada serviks, itu mungkin bisa terjadi, karena itu kan dimodulasi oleh endogren yang ada di dalam tubuh” ujarnya.
Meski kanker itu sendiri masih banyak penyebabnya, namun, BPA merupakan salah satu pencetus penyebab kanker yang kemunculannya memerlukan pemaparan dalam jangka waktu yang panjang.
Penggunaan air minum galon dengan merk terkenal dalam hal ini diduga aqua, dalam proses pembersihan dalam sterilisasinya galon isi ulang tersebut, dapat menghasilkan dampak melepaskan BPA yang lebih besar pada penggunaan recycle pada galon.
Baca Juga: Jadwal Tayang Petualangan Sherina 2 di Bioskop Depok Hari Ini, Cek Harga Tiket di Sini
Lanjutnya menambahkan, Junaidi juga mengajak masyarakat untuk bijak dan lebih memiliki kesadaran dalam hal pemilihan penggunaan produk-produk yang terindikasi mengandung BPA.
“Sekarang kita harus bijak, mulai dari kita menularkan informasi-informasi kepada masyarakat, terutama young people, atau juga ibu yang nantinya mempunyai anak, jadi bagaimana penelitian-penelitian yang ada pada laboratorium, bahwa disitu ada pengaruh pada perilaku anak-anaknya,” katanya.
Junaidi juga mengatakan bahwa berdasarkan sampel yang dilakukan oleh lembaga otority, antara pada fasilitas produksi dan fasilitas distribusi, ditemukan bahwa pada proses distribusi, pelepasan BPA lebih tinggi karena pengaruh dari panas matahari, suhu udara dan pengaruh lainnya.****