Kenali 12 Tanda dan Gejala Gangguan Kecemasan Berikut yang Dipicu Faktor Genetik dan Lingkungan

6 September 2020, 16:59 WIB
EKSPRESI rasa cemas.* /PEXELS/

PR DEPOK - Anxiety symptoms atau gejala kecemasan sangat berpotensi muncul dalam diri seseorang saat mengalami kondisi tertentu seperti perasaan gugup sebelum menghadapi wawancara atau bahkan saat pertama kali kencan.

Meski sudah berkali-kali muncul, bisa jadi seseorang masih merasa kesulitan untuk mengendalikan kecemasan tersebut yang selanjutnya bisa memicu terjadinya gangguan kecemasan.

Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan di antaranya kecemasan umum seperti serangan panik dan  kecemasan terkait fobia.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Health, kedua jenis gangguan kecemasan tersebut dapat diklasifikasikan bergantung pada aspek penentu yakni rasa khawatir berlebih yang bisa berubah menjadi ketakutan hingga munculnya tindakan-tindakan tertentu yang bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.

NIMH mengungkapkan dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa gangguan kecemasan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain genetik dan lingkungan.

Gangguan kecemasan dapat dikendalikan atau diobati melalui berbagai intervensi seperti psikoterapi, pengobatan, atau kombinasi keduanya. Tentunya Anda memerlukan seorang ahli untuk bisa mengendalikan gangguan tersebut.

Baca Juga: Face Shield Efektif Jadi Penunjang Masker untuk Cegah Covid-19, Ahli Rekomendasikan Jenis yang Tepat

Meski gangguan kecemasan atau anxiety disorders sering kali sulit diketahui, ternyata ada beberapa tanda dan gejala yang umum terjadi pada sebagian orang dengan seperti berikut.

Kecemasan berlebihan

Rasa khawatir yang muncul terkadang merupakan kondisi yang normal. Namun bagi mereka yang mengalami generalized anxiety disorder (GAD) atau gangguan kecemasan umum, kekhawatiran tersebut tidak mudah hilang begitu saja.

NIMH menyebut penderita GAD bisa mengkhawatirkan hal-hal kecil yang dianggap biasa seperti masalah kesehatan, uang, atau bahkan hubungannya dengan keluarga yang tentunya dalam skala lebih besar.

Mereka terus mengkhawatirkan hal-hal itu meski tak ada alasan yang jelas untuk mengkhawatirkannya. Kecemasan tersebut bahkan sering kali sulit dikendalikan, sehingga penderitanya sulit fokus pada rutinitas yang tengah dijalaninya.

Gangguan tidur

Orang dewasa biasanya membutuhkan waktu tidur sekitar tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Saat jadwal tidur mulai terganggu, kemungkinan besar bisa menjadi pertanda ada sesuatu yang salah.

Menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA), stres dan kecemasan dapat menyebabkan masalah tidur atau membuat masalah lain yang lebih buruk.

Gangguan tidur dapat menyebabkan kecemasan atau bahkan sebaliknya yakni kecemasan dapat menyebabkan gangguan tidur.

Baca Juga: Sebut Telah Kantongi Nama Pemasok Sabu kepada Reza Artamevia, Polisi: Berinial F, Kami Langsung Buru

Untuk mengetahui penyebabnya melakukan konsultasikan dengan dokter menjadi pilihan yang sangat direkomendasikan sehingga dapat secara pasti mengetahui penyebab gangguan tidur beserta cara untuk mengembalikan kondisinya seperti semula.

Ketakutan yang tidak rasional

Beberapa gejala kecemasan seperti takut ketinggian, hewan, atau bahkan kerumunan merupakan jenis gangguan yang tidak mudah untuk digeneralisasi.

Bila rasa takut semakin menjadi-jadi hingga mengganggu dan tidak adanya keseimbangan dengan risiko yang terjadi, kemungkinan mengindikasikan gangguan kecemasan yang disebut fobia.

Fobia memang tidak terlihat tetapi menjadi suatu hal yang sangat serius. Fobia tersebut bisa saja tidak disadari hingga seseorang menghadapi situasi tertentu dan menemukan bahwa ia tidak mampu mengatasi ketakutannya saat itu.

Seorang ahli mengtakan bahwa mereka yang takut ular bisa bertahan bertahun-tahun tanpa merasa ketakutan sama sekali, tetapi kemudian saat berhadapan dengan kondisi seperti mengharuskan pergi berkemah, mereka bisa berubah menjadi sangat ketakutan dan membutuhkan pertolongan.

Ketegangan otot

Ketegangan otot yang hampir berulang seperti mengatupkan rahang, mengepalkan tangan atau meregangkan otot di seluruh tubuh, sering kali menyertai gangguan kecemasan.

Gejala ini bisa begitu parah dan menyebar sehingga orang yang telah lama mengidapnya mungkin berhenti menyadarinya setelah beberapa saat.

Untuk menjaga kondisi tubuh agar terhindar dari kondisi mengalami ketegangan otot, aktivitas pilihan seperti olahraga secara teratur dapat membantu menjaga otot tetap terkendali.

Namun tetap harus waspada karena risiko ketegangan otot malah bisa meningkat saat cedera atau kejadian tak terduga lainnya yang bisa mengganggu kebiasaan olahraga seseorang.

Baca Juga: Terbukti Gunakan Amphetamine dan Sabu, Reza Artamevia Minta Maaf kepada Keluarga Hingga Guru-gurunya

Gangguan pencernaan kronis

Terkadang, kecemasan bisa menyebabkan lebih dari sekedar perasaan tidak enak di perut. Faktanya, masalah pencernaan seperti mual, diare, gangguan pencernaan adalah beberapa keluhan utama yang terkait dengan gangguan kecemasan.

Kendati demikian, terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri pada sekitar perut yang timbul karena kecemasan, seperti menarik napas dalam-dalam, berolahraga secara teratur, dan bahkan mengikuti meditasi terpandu setiap hari.

Namun cara terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan mencari bantuan seroang terapis yang memiliki spesialisasi di bidang kecemasan.

Demam panggung

Orang dengan kecemasan sosial cenderung mengkhawatirkan agenda atau kegiatan yang akan dilakukan. Kekhawatiran bisa meningkat selama selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu menjelang kegiatan tersebut.

Saat berhasil melewatinya, mereka cenderung merasa sangat tidak nyaman dan mungkin memikirkannya untuk waktu yang lama setelah itu. Tak jarang mereka juga bertanya-tanya terkait penilaian orang lain kepada dirinya.

Kesadaran diri

Gangguan kecemasan sosial tidak selalu ketika berbicara dihadapan umum atau menjadi pusat perhatian.

Dalam kebanyakan kasus, kecemasan dipicu oleh situasi ringan yang terjadi di kehidupan sehari-hari seperti melakukan percakapan empat mata atau makan dan minum di depan umum.

Dalam situasi ini, orang dengan gangguan kecemasan sosial cenderung merasa minder, seolah-olah semua mata tertuju pada mereka, wajah memerah, gemetar, mual, keringat berlebih, atau kesulitan berbicara.

Gejala tersebut bisa mengganggu sehingga membuat sulit untuk bertemu orang baru, menjaga hubungan, dan maju di tempat kerja atau di sekolah.

Panik

Serangan rasa panik bisa berbubah menjadi sangat menakutkan, contohnya merasa tidak berdaya tiba-tiba, merasa ada di posisi yang mencekam berlangsung selama beberapa menit disertai dengan gejala fisik seperti masalah pernapasan, jantung berdebar kencang, tangan kesemutan, atau mati rasa, berkeringat, lemas atau pusing, nyeri dada, nyeri perut, dan suhu tubuh mendadak dingin.

Baca Juga: Banyak Bangunan Berdiri Tanpa Aturan Keselamatan, Kebocoran Pipa Masjid Tewaskan 17 Warga Bangladesh

James Killian, konselor profesional sekaligus pemilik Konseling Arcadian di Woodbridge, Connecticut, mengatakan kondisi tersebut bisa terjadi karena tubuh terus menerus mengalami peningkatan gairah sehingga otak akan mengirimkan peningkatan kadar kortisol dan adrenalin ke seluruh tubuh yang menciptakan gejala fisik tersebut.

Kilas balik

Kembali mengingat peristiwa yang mengganggu atau traumatis seperti kekerasan atau momentum kematian mendadak orang yang dicintai adalah gejala khas post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gejala paska trauma, yang memiliki tanda serupa dengan gangguan kecemasan.

Tapi kilas balik juga bisa terjadi dengan jenis kecemasan lainnya.

Menurut studi yang dirilis dalam Journal of Anxiety Disorders, menunjukkan bahwa beberapa orang dengan kecemasan sosial mengalami kilas balik seperti pengalaman PTSD yang mungkin tidak tampak seperti sebuah trauma, contohnya ketika diejek atau menjadi korban bullying.

Orang-orang ini bahkan cenderung menghindari hal-hal yang dapat mengingatkannya akan pengalaman itu.

Perfeksionisme

Kesempurnaan atau perfeksionisme berjalan beriringan dengan gangguan kecemasan.

Jika seseorang terus-menerus menilai dirinya negatif atau memiliki banyak kecemasan antisipatif tentang kemungkinan melakukan kesalahan atau gagal memenuhi standar, kondisi tersebut bisa saja mengindikasikan gangguan kecemasan.

Perfeksionisme umum terjadi pada obsessive-compulsive disorder (OCD) atau gangguan obsesif-kompulsif, gangguan tersebut telah lama dipandang sebagai gangguan kecemasan.

OCD bisa terjadi secara halus, contohnya seseorang yang tidak bisa keluar rumah selama tiga jam karena riasannya harus benar-benar tepat dan mereka harus terus mengulanginya dari awal.

Kebiasaan wajib

Agar dapat didiagnosis sebagai gangguan obsesif-kompulsif, kondisinya harus disertai perilaku kompulsif, baik itu mental, seperti mengatakan pada diri sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja atau fisik seperti mencuci tangan atau sekadar meluruskan barang.

Pemikiran obsesif dan perilaku kompulsif bisa berubah gangguan besar saat kebutuhan untuk menyelesaikan perilaku, juga dikenal sebagai "ritual" yang mulai mengontrol hidup seseorang.

Keraguan diri

Keraguan terhadap sendiri secara terus-menerus, merupakan salah satu ciri umum dari gangguan kecemasan, termasuk gangguan kecemasan umum dan OCD.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Health

Tags

Terkini

Terpopuler