9 Tips Atasi Anxiety dan Panic Disorder, Sebuah Trik untuk Memahami dan Mengelola Emosi

5 November 2023, 15:06 WIB
Berikut ini merupakan tips untuk mengatasi anxiety dan panic disorder, degan memahami dan mengelola emosi. /Freepik/

PR DEPOK - Berikut akan dibagikan 9 tips untuk mengatasi gangguan kecemasan (anxiety) dan gangguan panik (panic disorder), terutama terkait cara-cara yang bisa dilakukan untuk memahami dan mengelola emosi Anda.

Setiap orang tentunya sesekali pernah merasa cemas dan panik. Namun, ketika rasa cemas menjadi berlebihan dan mulai memengaruhi aktivitas sehari-hari, Anda mungkin mengalami gangguan kecemasan (anxiety) ataupun panic disorder.

Gejala anxiety dan panic disorder biasanya mencakup perasaan gelisah yang berlebihan sehingga sulit berkonsentrasi, merasakan ketegangan otot, kelelahan, hingga sulit tidur.

Gejala lainnya bisa berupa rasa sesak di dada, kesulitan bernafas, hingga merasa tidak terkendali seperti akan mati. Hal ini tentunya bisa membahayakan nyawa seseorang jika tidak segera diatasi.

Baca Juga: Lirik Lagu Hate You - Jungkook BTS dan Terjemahan Indonesia, Ditulis oleh Shawn Mendes

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari The Healthy, Dr. Karen Cassiday, PhD, ACT, presiden Anxiety and Depression Association of America, memberikan 9 tips yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi guna mengatasi gangguan kecemasan (anxiety) dan panic disorder.

1. Pastikan kondisi fisik saat mengalami gejala anxiety dan panic disorder

Kondisi fisik lain, serta efek samping dari obat-obatan tertentu, dapat meniru gejala anxiety dan panic disorder. Pastikan bahwa gejala panik yang Anda miliki bukan merupakan efek samping obat-obatan tertentu.

Gejala anxiety dan panic disorder yang umum seperti pusing, gemetar, gelisah, jantung berdebar-debar, dan kelelahan, biasanya juga muncul pada kondisi gula darah rendah, ketidakseimbangan hormon, gangguan autoimun, gangguan telinga bagian dalam, hingga disfungsi katup mitral jantung.

Baca Juga: Ketua PSSI Erick Thohir Tawarkan Palestina Berkandang di Indonesia

2. Ketahuilah bahwa Anda tidak dalam bahaya

Kecemasan (anxiety) dapat bermanifestasi dalam berbagai cara, seperti kecemasan umum, kecemasan sosial, hingga serangan panik.

Menurut Anxiety and Depression Association of America, kecemasan adalah reaksi biologis yang normal, sebagai cara tubuh memberitahu kita bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, ketika kecemasan menjadi berlebihan dan mulai mengganggu kehidupan kita sehari-hari, maka hal itu akan menjadi gangguan.

Jika Anda merasa bahwa gejala kepanikan Anda menjadi berlebihan, perlu diingat bahwa Anda sedang tidak dalam bahaya, Anda akan baik-baik saja. Jika Anda bisa mengelola emosi dan pikiran Anda dengan berpikir positif, serangan panik ini akan mereda setelah 2 atau 3 menit.

Baca Juga: 6 Warung Mie Ayam dan Bakso Paling Mantul dan Laris di Indramayu, Catat Alamat Lengkapnya di Sini

3. Bernafaslah dengan tenang dan perlahan

Orang yang menderita anxiety dan panic disorder seringkali mengalami nyeri dada, yang disebabkan oleh hiperventilasi dan otot-otot yang tegang di dada. Mereka cenderung bernafas lebih cepat, sehingga kecemasan dan kepanikan sulit reda.

Untuk mengatasi hal ini, tutup mulut Anda dan bernafaslah dengan tenang melalui hidung, dengan lembut, dan selambat mungkin untuk mengembalikan kadar karbon dioksida yang akan membuat Anda merasa lebih baik.

4. Menjaga pola makan yang sehat

Gejala anxiety dan panic disorder, bagi sebagian besar orang dapat diminimalisir dengan mengonsumsi makanan yang seimbang. Menikmati makanan yang sehat dan seimbang, tetap terhidrasi, serta membatasi alkohol dan kafein adalah langkah pertama dalam membantu meredakan kecemasan melalui diet.

Memastikan bahwa Anda tidak melewatkan waktu makan juga penting untuk menghindari penurunan gula darah, yang dapat menyebabkan Anda merasa gelisah dan memperburuk kecemasan Anda.

Baca Juga: Nagih! Ini 10 Rekomendasi Bakso Paling Laris dan Populer di Palangkaraya yang Rasanya Enak Banget

5. Berolahraga secara teratur

Para peneliti menemukan bahwa olahraga seperti lari dapat mengaktifkan zat kimia otak yang dapat mengurangi kecemasan. Olahraga seperti yoga, aerobik, maupun non-aerobik dapat membantu mengelola gejala kecemasan, termasuk di dalamnya yakni anxiety dan panic disorder.

6. Ketahui pemicu Anda

Meskipun faktor genetika dan pola asuh dapat meningkatkan risiko anxiety dan panic disorder, pemicu tertentu dapat membuatnya muncul kembali atau membuat keadaan menjadi lebih buruk.

Perubahan mendadak dalam hidup seperti perubahan fisik,, diberhentikan dari pekerjaan, atau memiliki anak yang sakit dapat menyebabkan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa anxiety dan panic disorder juga bisa saja muncul tiba-tiba tanpa pemicu sama sekali.

Baca Juga: Lirik Lagu Please Don't Change - Jungkook BTS feat DJ Snake dengan Terjemahan Indonesia

7. Tidur yang cukup

Tidur yang cukup adalah salah satu faktor penting dalam mengendalikan kecemasan. Ketika waktu tidur terganggu, hal ini dapat mempengaruhi suasana hati dan bisa saja menyebabkan stres.

Penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur mempengaruhi otak dan secara langsung dapat mempengaruhi kesehatan mental. Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis di 2016 tentang topik ini menemukan bahwa kurang tidur akut dikaitkan dengan peningkatan kecemasan.

Kurang tidur membuat suasana hati Anda buruk, mengganggu kemampuan mengatasi masalah, dan menyebabkan stres, yang berujung pada rasa cemas dan panik berlebihan.

8. Pertimbangkan terapi perilaku kognitif

Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah terapi bicara yang didasarkan pada gagasan bahwa pola pikir menyebabkan masalah pada perasaan dan perilaku. CBT dapat membantu orang menghadapi rasa takut saat rasa cemas muncul, ini akan membantu orang-orang untuk menghadapi dan mengatasi ketakutan mereka.

Baca Juga: Waspada Banjir di Jakarta, Simak Update Kondisi Terkini dan Langkah Darurat

9. Konsultasi ke terapis profesional

Ketika seseorang sering mengalami serangan kecemasan (anxiety), mereka mungkin berhenti melakukan aktivitas normal karena mencoba meredakan kecemasan yang ada. Orang yang mengalami anxiety dan panic disorder mungkin mulai menghindari situasi tertentu karena mereka merasa takut.

Untuk mengatasi hal ini, seseorang perlu mendapatkan bantuan ataupun saran dari terapis profesional. Hal ini dilakukan agar mereka tetap bisa menjalani hidup sehari-hari dengan normal.

Bagi mereka yang sulit atau merasa tidak nyaman jika menemui terapis secara langsung, dapat mencoba teleterapi. Cara ini memungkinkan pasien untuk berkomunikasi dengan terapis melalui panggilan video.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: The Healthy

Tags

Terkini

Terpopuler