Waspadai 5 Penyakit Berikut Ini Saat Musim Pancaroba Tiba di Indonesia

12 Oktober 2020, 14:45 WIB
Ilustrasi flu. /Pexels./

PR DEPOK – Beberapa waktu terakhir ini Indonesia telah memasuki peralihan musim atau pancaroba. Di saat pancaroba umumnya seseorang mudah terserang berbagai penyakit.

Perubahan suhu, cuaca, dan lingkungan saat pancaroba yang menjadi faktor penyebab mudahnya penyakit menjangkit seseorang.

Penting untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga imunitas dan kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit di pancaroba seperti saat ini.

Baca Juga: PSBB Masa Transisi Jakarta Berlaku Hari Ini, Berikut Aturan Kendaraan yang Wajib Dipatuhi Pengendara

Berbagai penyakit yang bisa menyerang seseorang di segala usia saat pancaroba. Namun, anak-anak balita menjadi golongan yang paling rentan mengalami infeksi virus saat peralihan musim.

Ada baiknya untuk mengetahui penyakit yang umum terjadi di saat pancaroba, guna sebagai bentuk kewaspadaan.

Dihimpun Pikiranrakyat-Depok.com dari laman PMJNews, berikut lima penyakit yang umumnya menyerang manusia di masa pancaroba.

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Pada peralihan musim, terutama memasuki musimhujan, kasus DBD meningkat di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini kemungkinan karena virus dengue dapat bertahan hidup di iklim tropis seperti yang ada di Indonesia dan berkembang lebih banyak pada musim hujan.

Baca Juga: Menyayangkan Banyak yang Tak Paham Substansi UU Cipta Kerja, Pakar: Tujuannya Tangkal Gelombang PHK

DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk. Gejalanya antara lain demam tinggi mendadak, sakit kepala parah, nyeri pada bagian belakang mata, nyeri otot dan sendi, lemas, mual, muntah, mudah memar, munculnya bercak pada kulit.

Orang yang terinfeksi virus ini untuk kedua kalinya memiliki risiko yang jauh lebih besar terserang penyakit parah.

2. Chikungunya

Chikungunya mirip dengan demam berdarah. Gejala biasanya muncul dalam waktu seminggu infeksi. Demam dan nyeri sendi datang tiba-tiba. Nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, dan ruam juga dapat terjadi.

Umumnya virus akan hilang dengan sendirinya. Penanganan hanya ditujukan untuk menghilangkan gejala. Kebanyakan orang merasa lebih baik dalam waktu seminggu atau lebih, setelah virus hilang dengan sendiri.

Baca Juga: Aksi Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja Berakhir Ricuh, Ketua PBNU: Haram Hukumnya Melakukan Kerusakan

3. Influenza

Virus influenza atau flu banyak terjadi pada musim hujan. Virus ini menyerang sistem pernapasan manusia seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Flu bisa sembuh dengan sendirinya dan masuk dalam kategori Self Limited Disease.

Flu diobati terutama dengan beristirahat dan cairan untuk membantu tubuh melawan infeksi. Penghilang rasa sakit anti peradagangan yang tersedia bebas juga dapat membantu meringankan gejala.

4. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)

Infeksi saluran pernafasan bagian bawah banyak terjadi pada musim hujan dan menyerang balita atau lansia karena sistem imun tubuhnya lemah. Gejala dari infeksi saluran pernapasan bagian bawah adalah batuk berat dan terkadang disertai dahak dan lendir.

Infeksi saluran pernapasan bagian bawah dapat mencakup bronkitis, pneumonia, dan bronkiolitis. Infeksi saluran pernapasan ini ditularkan melalui droplets atau tetesan air liur yang mengandung virus, saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Putuskan Hengkang dari Demokrat, Ruhut: Dia Sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Infeksi saluran pernapasan atas biasanya sembuh dalam waktu 7-10 hari. Gejala biasanya diselesaikan dalam waktu dua minggu dan termasuk tenggorokan gatal atau sakit, bersin, hidung tersumbat, dan batuk. Penanganan ISPA dengan beristirahat dan mengkonsumsi obat untuk meredakan gejala.

5. Zika

Virus zika ditularkan melalui gigitan nyamuk. Selain itu hubungan seksual dan transfusi darah bisa menjadi media lain penyebaran penyakit ini. Virus ini dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada janin. Alhasil sang bayi berpotensi menderita mikrosefali. Gejala dari penyakit ini adalah demam, nyeri sendi, sakit kepala, ruam, gatal-gatal di sekujur tubuh, mata merah, nyeri otot, nyeri punggung, hingga nyeri di bagian belakang mata. Gejala ini muncul dalam kurun waktu seminggu dan akan hilang dengan sendirinya.

Pada sebagian besar kasus, tidak ada gejala apa pun. Pada beberapa kasus, Zika dapat memicu kelumpuhan (Sindrom Guillain-Barré). Pada wanita hamil, ini dapat menyebabkan cacat lahir di waktu berikutnya. Ketika muncul, gejalanya ringan dan berlangsung kurang dari seminggu. Gejala berupa demam, ruam, nyeri sendi, dan mata merah.

Baca Juga: Tanggapi Polemik UU Ciptaker, Ma'ruf Amin: Demi Menambah Lapangan Kerja

Tidak ada vaksin atau penanganan khusus. Sebaliknya, penanganan berfokus untuk menghilangkan gejala, dan termasuk beristirahat, rehidrasi, dan asetaminofen untuk demam dan nyeri. Aspirin dan obat nonsteroid antiradang (NSAID) seperti ibuprofen harus dihindari.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler